IslamToday ID — Pemerhati Pendidikan dan Rasil Network, Munif Chatib mengatakan pembelajaran tatap muka harus segera dilaksanakan. Pasalnya, pembelajaran dengan sistem online ini memiliki dampak buruk terhadap psikologis siswa, yaitu perubahan sikap karena sebuah gadget.
Tak hanya itu, menurutnya keberhasilan pembelajaran online hanya 30 persen. Hal ini dikarenakan banyak pengajar yang belum memiliki keahlian dalam sistem belajar online.
Bahkan KPAI sendiri melakukan penelitian ditingkat SD, SMP hingga Menengah, dimana para pendidik yang telah melakukan pelatihan online hanya sekitar 2 persen saja.
“Berarti 98 persen dari seluruh guru di Indonesia ini dasar dan menengah belum pernah dilatih untuk pembelajaran e-learning baik itu media apalagi sistemnya. karena harus belajar dari rumah. Karena itu wah keteteran 2 tahun ini, betul-betul keteteran ya. Di lapangan kita cek dari tujuan pembelajaran keberhasilan itu enggak lebih dari 30 persen,” ucap Munif, Jum’at ( 27/08/2021)
Menurut Munif, pelatihan online untuk tenaga pendidik memang tidak digencarkan oleh pemerintah, bahkan pemerintah seolah tak memandang pembelajaran online sebagai hal yang penting untuk diasah.
“Indonesia punya problem sejak tahun 2010 yang mestinya seluruh dunia seluruh guru guru dilatih untuk pembelajaran E-learning, Indonesia sama sekali masih tidak menghiraukan itu.”ujar Munif.
Kemudian, Munif juga mengatakan pembelajaran online seharusnya tidak dilakukan untuk siswa yang berada di TK, SD, SMP dan SMA. Karena akan merusak perkembangan motorik, khususnya siswa SD maupun TK.
“TK SD itu punya masalah, karena apa ndak bisa ketemu sama gurunya itu, perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya juga problem seperti itu,” ucapnya.
Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah, sekolah dan orangtua murid untuk mengerahkan semua perhatian dan energi nuntuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka atau PTM. Seperti menyiapkan keperluan protokol kesehatan, hingga sarana dan prasarana kegiatan PTM.
“Energi kementerian, energi sekolah energi orang tua dan lain-lain bagaimana mengamankan protokol kesehatan, protokol kesehatan ini saya sepakat harus Jadi culture, harus jadi budaya seperti cuci tangan saya pikir budaya itu tidak harus ratusan tahun terbentuk.”pungkasnya.
Penulis Kanzun