(IslamToday ID) – Nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan masuk dalam laporan Pandora Papers yang menghebohkan beberapa waktu lalu. Ia pun menyatakan siap bila dipanggil Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk diperiksa.
Luhut mengaku tidak menyembunyikan pendapatan dan bisnisnya untuk menyelewengkan kewajiban pajak. “Sangat siap (diperiksa BPK/DJP). Saya bilang kalau saya salah ya hukum saja, as simple as that (sesederhana itu),” katanya pada acara Newsroom CNN Indonesia TV, Senin (11/10/2021) malam.
Ia juga mengaku tak “diinterogasi” Presiden Jokowi kala namanya pertama kali muncul di Pandora Papers pada Senin (4/10/2021) lalu. Menurutnya, Jokowi tidak suka membicarakan hal yang belum tentu kebenarannya alias gosip.
“Presiden enggak suka bicara gosip, beliau bukan penggosip,” kata Luhut.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa dirinya memang sempat menjalankan perusahaan cangkang (shell company) sebagai direktur utama yang bergerak di bidang batu bara.
Ia menyebut perusahaan bernama Petrocapital SA tersebut didirikan saat harga batu bara tengah menjulang pada 2006-2007 lalu. Ia mengaku direkrut oleh salah satu temannya yang punya kedekatan dengan Presiden Republik Panama saat itu.
Namun, karena ketidakstabilan politik Panama dan lelah bolak-balik Indonesia-Panama, Luhut pun melepas perusahaan cangkang tersebut.
Ia berargumen tidak melaporkan perusahaan tersebut meski berstatus pejabat publik karena perusahaan tersebut berstatus terbuka dan bisa dicek.
“Kan terbuka itu, ada nggak aliran duit? Kan belum ada keputusan juga karena ada beberapa perusahaan yang kami bentuk dulu, tapi tiba-tiba enggak jalan ya ngapain dilaporin?” bebernya.
Terpisah, Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi mengatakan perusahaan cangkang terebut didirikan berdasarkan hukum Republik Panama bersama Edgardo E Dia dan Fernando A Gil pada 2006.
Jodi menyebut perusahaan yang bergerak di bidang migas tersebut bermodal awal senilai 5 juta dolar AS atau setara Rp 71,5 miliar (kurs Rp 14.300).
Jodi menambahkan kalau perusahaan sejatinya direncanakan digunakan untuk pengembangan bisnis di luar negeri, terutama di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Namun, dalam perjalanannya terdapat berbagai macam kendala terkait seperti lokasi geografis, budaya, dan kepastian investasi, membuat Luhut mengundurkan diri dari Petrocapital dan fokus pada bisnis di Indonesia.
“Selama Bapak Luhut Pandjaitan menjabat di Petrocapital sampai dengan mengundurkan diri pada 2010, Petrocapital belum berhasil untuk mendapatkan proyek investasi yang layak,” ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan tidak ada kerja sama antara perusahaan cangkang tersebut dengan perusahaan migas negara. Ia juga membantah perusahaan sempat berubah nama dari Petrocapital menjadi Pertamina Petrocapital SA.
Sebagai informasi, Pandora Papers mengungkap nama-nama besar yang menyembunyikan kewajiban pajaknya dari publik dengan membentuk perusahaan cangkang di negara bebas pajak seperti Republik Panama.
Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) juga sebelumnya merilis laporan Panama Papers yang sempat membuat geger dunia akan skandal pajak pejabat serta elite dari berbagai negara di dunia. [wip]