(IslamToday ID) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan penjelasan (bayan) terkait penangkapan Dr Ahmad Zain An-Najah, yang merupakan anggota Komisi Fatwa MUI oleh Densus 88 Polri.
Sekjen MUI, Buya Amirsyah Tambunan membacakan bayan MUI pada Rabu (17/11/2021) secara virtual. Dalam bayan resmi tersebut, Buya Amirsyah mengakui bahwa Ahmad Zain An-Najah merupakan anggota Komisi Fatwa MUI Pusat.
Buya Amirsyah menjelaskan peran komisi di lingkungan MUI merupakan perangkat organisasi yang fungsinya membantu menjalankan tugas-tugas dewan pimpinan MUI.
Meskipun Zain adalah anggota Komisi Fatwa yang selama ini aktif, namun Buya Amirsyah menegaskan dugaan keterlibatannya dalam gerakan terorisme adalah urusan pibadi yang tidak ada kaitannya dengan tugasnya di MUI.
“Dugaan keterlibatan yang bersangkutan dalam gerakan terorisme merupakan urusan pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan MUI. MUI menonaktifkan yang bersangkutan sebagai pengurus MUI sampai ada kejelasan berupa keputusan yang berkekuatan hukum tetap,” ujarnya seperti dikutip dari laman MUI.
Pada kesempatan itu, Buya Amirsyah menyampaikan, MUI menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada aparat penegak hukum.
Terkait penanganan dugaan keterlibatan tindak pidana terorisme, MUI juga meminta aparat penegak hukum bekerja secara profesional, mengedepankan asas praduga tak bersalah, memenuhi hak-hak yang bersangkutan untuk mendapatkan perlakuan hukum yang baik dan adil.
Buya Amirsyah mengatakan, secara kelembagaan, MUI sebenarnya sudah lama memiliki konsen dengan bahaya terorisme. Tiga tahun pasca kejadian terorisme pertama di Indonesia, pada 2004, MUI mengeluarkan fatwa nomor 3 terkait terorisme. Fatwa itu saat ini usianya sudah hampir 20 tahun.
“MUI berkomitmen dalam mendukung penegakan hukum terhadap ancaman tindak kekerasan terorisme sesuai Fatwa MUI No 3 tahun 2004 tentang terorisme,” ujarnya.
MUI juga mengimbau umat Islam menahan diri agar tidak terprovokasi dengan kejadian ini. Apalagi dengan munculnya beberapa kelompok tertentu yang mulai memprovokasi kejadian ini untuk kepentingan tertentu.
“MUI mendorong semua elemen bangsa agar mendahulukan kepentingan yang lebih besar, yaitu demi keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara,” ujarnya membacakan bayan yang ditandangi Buya Amirsyah Tambunan dan Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar tersebut.
Selain Buya Amirsyah, pada kesempatan tersebut, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mengingatkan semua pihak agar jangan menimba di air keruh. Ia mengingatkan umat agar tidak terpancing dan terpengaruh.
“Kita sudah punya lembaga hukum dan peradilan. Kita juga sudah punya undang-undang terkait penanggulangan tindakan terorisme. Kita menghormati proses hukum, kita punya keyakinan Densus tidak main-main, tetapi kita menghormati proses hukum sampai nanti ditetapkan pengadilan,” ujarnya.
Kiai Cholil kembali menegaskan bahwa tertangkapnya Ahmad Zain An-Najah ini merupakan urusan pribadi. Penjelasan polisi di berbagai media juga menegaskan bahwa Zain ditangkap karena aktivitasnya di beberapa lembaga yang terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI), bukan di MUI.
“Apa yang dikerjakan beliau bukan bagian dari MUI, bukan tugas di MUI. Namun di media framingnya seolah-olah dari MUI secara kelembagaan,” ujarnya. [wip]