(IslamToday ID) – Kepala Ekonom Pusat Belajar Rakyat Awalil Rizky mewanti-wanti terjadinya krisis ekonomi pasca pandemi Covid-19. Ia memprediksi Indonesia adalah salah satu dari sekian negara di dunia yang terancam terkendala pemulihan ekonomi.
“Ancaman krisis pasca pandemi, kita harus sudah mulai waspada. Ini tidak lagi soal pandemi, bisa jadi tak ada pandemi susulan dan kita berharap begitu. Sebagian negara-negara bisa pulih, tapi kita justru salah satu negara yang terancam untuk pulih,” ungkap Awalil dalam acara yang disiarkan di Bravos Radio, Senin (29/11/2021).
Menurutnya, ada sejumlah indikator sebuah negara dikatakan mengalami pemulihan ekonomi. Ia juga meluruskan istilah pemulihan ekonomi yang disamakan dengan pertumbuhan ekonomi. Bahkan ada yang sempit lagi mengartikan bahwa pemulihan ekonomi sama dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
“Pengertian pertumbuhan PDB itu tidak mencerminkan sepenuhnya pertumbuhan ekonomi, karena kalau pertumbuhan PDB bisa triwulan bisa tahun. Sementara pertumbuhan ekonomi itu adalah pertumbuhan PDB riil per kapita dalam jangka panjang, dan ini ada beberapa faktor,” ujar Awalil.
“Kalau pakai PDB per kapita riil sudah lebih rendah daripada PDB biasa, ditambah lagi kalau dia berlangsung cara menganalisisnya tidak bisa triwulan atau tahun, tapi sudahlah pertumbuhan ekonomi jadi sama dengan pertumbuhan PDB kan,” tambahnya.
“Maka kita lihat dulu apakah benar sudah terjadi pemulihan, dan pemulihan itu akan tersendat jika ada inflasi berkelanjutan di negara maju, bagaimna transmisinya, kurang lebih begitu?”
Ia memaparkan pemulihan ekonomi itu mestinya ukuran lain dari kondisi tenaga kerja. Jadi tidak bisa hanya pertumbuhan PDB. Kemudian, bagaimana dengan kondisi kemiskinan untuk dikatakan mengalami pemulihan ekonomi.
“Kita juga harus lihat kredit perbankan karena di situ kita akan lihat darah perekonomian, kalau itu pulih mestinya ada tanda-tanda darahnya makin lancar, tidak lagi kena darah rendah atau darah tinggi, kurang lebih begitu,” ucap Awalil.
Selanjutnya, indeks penjualan riil itu bagaimana, apakah tanda-tandanya telah pulih. Kemudian, indeks keyakinan konsumen yang dalam komponennya yang paling penting adalah lapangan kerja.
“Kemudian ada kondisi ketahanan eksternal. Apakah kondisi ketahanan eksternal kita mencerminkan terjadinya pemulihan dan apakah kerawanan di tahun-tahun mendatang itu bisa dicegah sejak dini, tentu banyak indikator lain,” terangnya. [wip]