(IslamToday ID) – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyatakan untuk menjawab tantangan zaman, pembelajaran Pancasila dalam pendidikan formal dituntut menggunakan cara dan metode alternatif agar lebih dialogis dan tepat sasaran.
Menurutnya, di antara metode pembelajaran alternatif pada level perguruan tinggi adalah melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertema Pancasila.
“Pembelajaran Pancasila berbasis fakta interaksi sosial di lapangan melalui KKN diharapkan akan memperkuat wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila, baik untuk kalangan mahasiswa yang terlibat maupun komunitas sasaran yang dituju oleh program KKN tersebut,” ungkap Yudian dalam acara sharing session dosen-dosen pengampu mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan di lingkungan Perguruan Tinggi Keislaman Se-Yogyakarta, Senin (27/12/2021).
Acara tersebut diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPBN) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Menurut Yudian, KKN Pancasila tidak hanya akan menambah pengetahuan mahasiswa, tetapi juga memberikan poin tambahan pembelajaran karena menawarkan pengalaman langsung (first hand experience).
Yudian juga menyinggung kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu ke Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), tempat Soekarno pernah diasingkan. Ia mengatakan kunjungan tersebut telah membukakan mata betapa beratnya perjuangan para pendiri bangsa pada saat itu.
“Kunjungan itu menumbuhkan kesadaran untuk lebih menghargai para pahlawan dan mempertahankan warisan kemerdekaan yang kita terima,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yudian menerangkan bahwa KKN Pancasila diharapkan akan menyempurnakan proses pembelajaran yang tidak melulu menyasar sisi kognitif. “KKN Pancasila merupakan wujud dari pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) yang mengedepankan taaruf,” katanya.
Dari sini mahasiswa diharapkan memiliki sikap arif, sifat yang lebih luhur daripada sifat alim yang cenderung fokus pada kognisi. “Dengan experiential learning melalui KKN Pancasila ini, mahasiswa tak hanya memiliki kemampuan kognitif, melainkan juga kepekaan dan problem-solving,” tambah Yudian.
Sementara itu, Kepala LPPM UIN Sunan Kalijaga Muhrisun dan Ketua PSPBN Tontowi menyambut baik gagasan KKN Pancasila yang disampaikan Yudian. “Dalam waktu dekat kita akan rumuskan ulang secara lebih serius gagasan tentang KKN Pancasila dan kita serahkan hasil rumusan tersebut untuk menjadi perhatian Bapak Kepala,” ujar Muhrisun.
Diskusi curah gagasan dosen-dosen pengampu mata kuliah Pancasila ini dihadiri tak kurang dari 60 dosen pengampu Pancasila dan Kewarganegaraan. [wip]