(IslamToday ID) – Presiden Jokowi mengatakan proses pemindahan ibukota dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) membutuhkan waktu hingga 20 tahun. Proses pemindahan akan dimulai tahun 2024.
“Ibukota ini perkiraan akan berlangsung 15-20 tahun ke depan,” kata Jokowi saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media, Rabu (19/1/2022).
Istana Negara dan sejumlah kementerian akan dipindahkan terlebih dahulu ke ibukota negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kaltim. “Pindahnya bertahap. (Tahun) 2024 ini kemungkinan Istana dan empat hingga enam kementerian,” ujar Jokowi seperti dikutip dari Kompas.
Menurutnya, ibukota baru dirancang untuk dihuni 1,5 juta penduduk. Jokowi berharap nantinya pendanaan untuk pembangunan berasal dari investasi. Namun yang terpenting adalah pendanaan untuk infrastruktur terlebih dahulu. “Kita harapkan pendanaannya dari investasi,” lanjutnya.
Sementara itu, sebelumnya Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Penajam Paser Utara Suyanto menyebut arus urbanisasi di daerah itu tidak terbendung sejak Kecamatan Sepaku ditetapkan sebagai lokasi ibukota negara yang baru. Menurut prediksinya, jumlah penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara akan terus meningkat dan harus melakukan antisipasi adanya lonjakan urbanisasi.
“Banyaknya warga pendatang baru di Kabupaten Penajam Paser Utara itu karena ingin mencari lapangan pekerjaan,” ujarnya.
“Saat ini terdata jumlah penduduk terus bertambah, ada tambahan sekitar 3.673 jiwa sepanjang 2021,” imbuhnya.
Jumlah penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara saat itu sebanyak 185.022 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 181.349 jiwa. Disdukcapil sudah melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data kependudukan dengan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Hingga Juli 2021, ada penambahan penduduk sekitar 3.000. Jumlah penduduk daerah itu yang sudah wajib memiliki KTP atau berusia 16 tahun ke atas sebanyak 127.151 jiwa, dengan perincian 65.831 pria dan 61.320 wanita.
Dari jumlah penduduk 185.022 jiwa, kata Suyanto, warga berjenis kelamin laki-laki mendominasi dengan total 95.776 orang, sedangkan warga berjenis kelamin perempuan sebanyak 89.246 orang. “Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan yang perempuan, termasuk yang sudah wajib KTP atau sudah memiliki hak pilih,” tambah Suyanto. [wip]