(IslamToday ID) – Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti soal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan solar bersubsidi pada September 2022 ini.
Menurut Rocky, Presiden Jokowi saat ini dilema dalam mengambil keputusan apakah harga BBM dinaikkan atau tetap dengan harga yang sekarang.
“Presiden terombang-ambing lagi, mau naik atau mau nggak naik. Dari awal Pak Luhut bicara itu artinya ada hitungan-hitungan rasional. Demikian juga Sri Mulyani sudah kasih keberatan bahwa ini beban anggaran kita besar betul,” kata Rocky dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (1/9/2022).
Melihat situasi yang ada, Rocky tidak menampik bahwa pada akhirnya harga BBM jenis pertalite dan solar dinaikkan, meskipun APBN surplus. Terlebih lagi, diakuinya, surplus hanya sekadar bisa mem-backup harga energi.
“Kan Pak Jokowi tetap ingin menyimpan uang untuk main politik di 2023 ke depan. Demikian juga tekanan IMF, pasti IMF sudah kasih tekanan ‘naikkan dong’ itu harga. Dan Sri Mulyani pasti nguping dulu IMF. Jadi, kalau Sri Mulyani ngomong itu karena World Bank sudah bilang naikkan harga energi,” ujar Rocky.
Atas dasar itu, ia menganggap bahwa kekacauan terhadap harga BBM itu karena legasi presiden tidak diselamatkan dan minta diselamatkan melalui APBN.
“Itu nggak bisa itu, minta diselamatkan melalui legitimasi juga makin turun legitimasi presiden. Jadi, kekacauan memang semacam hukum alam, bahwa mereka yang punya ambisi besar-besar itu dibatalkan oleh hukum alam, dan hukum alam itu namanya APBN,” tutur Rocky.
Terkait klaim APBN untuk subsidi BBM mencapai Rp 502 triliun tetapi justru di dalamnya terdapat komponen lainnya seperti listrik, Rocky menganggap kalau pemerintah hanya ingin memamerkan terkait kondisi kewalahannya.
Namun, ia menilai kalau hal tersebut hanyalah sebuah bahasa politik dalam meminta bantuan dari rakyat. Tetapi, menurutnya, rakyat pada dasarnya tahu dari oposisi non parlemen kalau ada simpanan uang pemerintah yang tidak ingin dikeluarkan.
“Ada simpanan duit yang dipelitin oleh pemerintah, kan pelit buat bagi APBN itu pada rakyat. Jadi kalau misalnya itu terjadi (BBM naik), artinya pemerintah bisa manipulasi angka apapun, 5,3 lah, nanti dianaikin lagi,” ungkap Rocky.
“Karena selama nggak ada oposisi yang mengontrol anggaran ini, itu yang terjadi adalah manipulasi semua,” sambungnya. [wip]