(IslamToday ID) – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan ekonomi global pada tahun 2023 diramalkan bakal gelap seiring banyaknya sentimen buruk. Hal itu pada akhirnya bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara maju, apalagi negara berkembang.
“Ekonomi global tahun 2023 kalau boleh izinkan saya untuk mengatakan gelap, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang cerah di hadapan kita,” kata Bahlil dalam orasi ilmiah di Universitas Cendrawasih, Papua dikutip dari YouTube BKPM, Kamis (6/10/2022).
Ia menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh masalah yang cukup kompleks, mulai dari perang dagang, pandemi, hingga ketegangan geopolitik. Itu semua menjadi dasar dari munculnya berbagai krisis di Indonesia.
“Perang dagang belum selesai, datang Covid 19, hampir semua negara mengalami Covid 19. Dampaknya pertumbuhan ekonomi global menurun, pengangguran dimana-mana,” ujar Bahlil.
Selanjutnya ada ketegangan geopolitik dari konflik Rusia dan Ukraina yang membuat lonjakan harga minyak mentah dunia, terganggunya rantai pasok yang membuat harga komoditas juga mengalami lonjakan. Sehingga Indonesia nantinya juga bakal terkena dampak dari efek yang ditimbulkan pada kondisi ekonomi global yang diproyeksikan tahun depan bakal tidak ada cahaya alias gelap.
“Harga minyak naik, asumsi harga minyak di APBN 2022 per barel 63-70 dolar. Begitu pernah, rata-rata harga minyak dunia dari Januari hingga Agustus mencapai 104 dolar AS,” kata Bahlil dikutip dari Sindo News.
Sementara setiap harinya, dikatakannya, Indonesia mengimpor minyak sebanyak 800.000 barel, karena dari dalam negeri hanya mampu memproduksi 700.000 barel, sedangkan kebutuhan hariannya mencapai 1,5 juta barel.
“Makanya saya katakan ekonomi global gelap, karena gelap tidak ada satu pakar ekonomi yang bisa memprediksi ini,” pungkasnya. [wip]