(IslamToday ID) – Maraknya kasus PHK karyawan di perusahaan start up seperti Shoppe, GoTo, dan Ruangguru akhir-akhir ini mendapat tanggapan dari pengamat politik Rocky Gerung. Menurutnya, kejadian PHK massal itu merupakan pertanda jika ekonomi tidak bisa didikte oleh politik.
“Dari awal kita tahu sesuatu yang dibesar-besarkan, ujung-ujungnya akan rontok juga,” kata Rocky melalui YouTube FNN yang dipandu oleh wartawan senior Hersubeno Arief, dikutip Ahad (20/11/2022).
Menurutnya, prediksi pada ekonomi baru tidak didasarkan pada keseimbangan antar kebutuhan. Ia mengatakan Presiden Jokowi lebih banyak merasa bangga daripada kebutuhannya yang cuma sedikit.
“Kan kalau dicicil pada waktu itu, untuk bikin perusahaan start up basisnya harus jelas, bukan dengan bakar uang di situ lalu dianggap akan memancing suplai,” ungkap Rocky.
Ia mengatakan bahwa Jokowi membutuhkan kaum milenial lalu dipamerkan di Istana. Rocky juga menyinggung dimana setiap kali berpidato Jokowi selalu membanggakan bahwa perusahaan start up adalah masa depan Tanah Air.
“Jokowi mengatakan start up adalah kehendak zaman dan sebagainya,” kata Rocky.
Menurutnya, hal tersebut tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang ekonomi virtual. “Jadi sekali lagi, investasi politik Presiden Jokowi akhirnya berantakan,” ujar Rocky.
Ia juga mengaitkan paralel dengan dunia, dimana Amazon yang merupakan multinasional teknologi perusahaan Amerika Serikat (AS) yang mem-PHK 10.000 karyawan.
“Memang saat ini merupakan era dimana siklus ekonomi lagi melakukan efisiensi di dalam sistemnya sendiri,” kata Rocky.
Baginya, dari awal menganggap start up ini adalah hal yang baru dan masih sedikit yang memahaminya. Rocky juga menyampaikan kritiknya bahwa bahaya dari start up saat ini terkait dengan adanya koneksi-koneksi kekuasaan.
“Itu artinya ada beban negara juga di situ, diam-diam ada suntikan modal,” beber Rocky.
Hersubeno Arief juga menyoroti PHK dari GoTo yang eksistensinya dekat dengan rekan Presiden Jokowi. Dimana hal itu menimbulkan opini publik yang mengkaitkan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN yang menginvestasikan pada perusahaan tersebut.
“Kalau mau diperiksa koneksi itu, Pak Erick Thohir pernah menguntungkan seseorang dan itu atas beban negara,” komentar Rocky.
Menurutnya, sekarang terlihat negara dibebani lagi dengan adanya kemungkinan dari publik bahwa GoTo akan gulung tikar di tahun depan. “Tentu saja pemilik modalnya sudah pulang modal, tetapi negara sudah dirugikan,” kata Rocky.
Ia melanjutkan bahwa susah sekali untuk menerangkan jika kerugian tersebut diakibatkan oleh kebijakan Jokowi. “Orang seperti Erick Thohir atau Garibaldi Thohir atau kerap disapa Boy Thohir akan merasa aman saja, karena ada back up politik,” ujar Rocky.
“Bahwa ini menjadi persoalan, yaitu kekuasaan masuk hanya untuk menguntungkan kelompoknya sendiri,” tambahnya. [wip]