(IslamToday ID) – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjadi kandidat yang dicalonkan maju pada perebutan kursi Presiden Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) periode 2023-2027.
Dwikorita mengaku siap mengerahkan semua kemampuannya untuk bersaing menjadi Presiden Meteorologi Dunia. Bahkan, ia telah menyiapkan visi, misi, gagasan, dan strategi.
Hal ini disampaikan Dwikorita saat menghadiri kongres ke-19 WMO di Jenewa. Pada kongres ini, ia memimpin delegasi Indonesia meliputi perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Sekretariat Negara.
“Ada tiga misi yang menjadi fokus utama saya jika dipercaya menjadi Presiden WMO periode mendatang. Pertama, adalah kesetaraan gender. Kedua, sustainability atau keberlanjutan,” kata Dwikorita dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (27/5/2023).
“Dan, ketiga pengurangan kesenjangan (closing the gap) antara negara maju dan negara berkembang. Utamanya dalam hal infrastruktur kebencanaan,” sambungnya dikutip dari Liputan 6.
Dwikorita menjelaskan, visi pertama terkait kesetaraan gender berhubungan dengan sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dan berperan di WMO yang harus lebih berimbang gender, serta kebijakan yang lebih baik untuk menangani disparitas gender.
“Selain itu, aksesbilitas yang sama terhadap informasi layanan cuaca dan iklim bagi perempuan dan laki-laki, serta memberdayakan kaum muda dan perempuan yang terdampak perubahan iklim,” jelas Dwikorita.
Sementara itu, lanjutnya, ke depan WMO juga perlu menjembatani kesenjangan antara negara berkembang dan negara maju. Cara itu, katanya, dapat dilakukan WMO dengan menginisiasi kerja sama antar negara dan berbagai pemangku kepentingan lainnnya.
“WMO ke depan perlu lebih agresif dalam mendorong transfer teknologi antar negara anggota untuk mengatasi dampak terkait cuaca dan iklim. Termasuk melakukan penguatan sarana implementasi dan pembiayaan inovatif agar tidak ada negara yang tertinggal,” imbuhnya.
Selain itu, ujar Dwikorita, secara kelembagaan WMO harus melakukan sejumlah terobosan guna meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan inklusivitas organisasi.
Ia menilai, WMO perlu membuat kebijakan sains yang lebih baik melalui kerja sama dengan Badan PBB lainnya, terlibat dalam acara tingkat tinggi, serta memperkuat kemitraan dengan sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Sebagai informasi, pemilihan Presiden WMO periode 2023-2027 sendiri akan dilaksanakan pada sidang the nineteenth World Meteorological Congress (CG-19) yang akan digelar pada 22 Mei-2 Juni 2023.
Presiden WMO akan dipilih berdasarkan suara terbanyak oleh anggota WMO yang terdiri dari 187 negara dan 6 teritori. Selain pemilihan Presiden WMO, juga turut dipilih Sekjen dan Wakil Presiden WMO. [wip]