(IslamToday ID) – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menilai gerakan boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel penting untuk mendapatkan perhatian politik secara luas. Namun, menurutnya, aksi tersebut belumlah cukup.
“Gerakan boikot cukup penting untuk mendapatkan perhatian politik dan saya kira sekarang juga sudah, tapi ini tak cukup,” kata Gus Yahya sapaan akrabnya, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (22/11/2023).
Ia mengatakan saat ini tak cuma muncul gerakan boikot produk terafiliasi Israel saja, tetapi juga gerakan memboikot produk yang pro terhadap Palestina.
Ia mencontohkan media sosial X kini telah diboikot oleh perusahaan yang pro terhadap Israel lantaran kerap menayangkan video dari jalur Gaza.
“Seperti Disney, Sony Pictures boikot X. Karena X tayangkan posting-posting dari Gaza. Dan mereka boikot X dan cabut iklan dari X, mereka melakukan boikot,” katanya.
“Nah, ini artinya resiprokal, saling boikot,” tambah Gus Yahya.
Melihat persoalan itu, Gus Yahya mengimbau harus memikirkan jalan keluar yang masuk akal dan memungkinkan untuk membantu Palestina.
“Bukan cuma sekadar harapan, tapi betul-betul yang work-able yang bisa dilakukan jalan keluarnya. Sebelum semua itu. Ini harus dihentikan segera. Serangan harus dihentikan segera,” kata Gus Yahya.
Ia mengatakan PBNU akan menggelar R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) di Jakarta, pada Senin (27/11/2023) pekan depan.
Gus Yahya berharap kegiatan ini dapat menggerakkan para aktor global dan tokoh-tokoh agama untuk menyuarakan gencatan senjata di Palestina. “Menghentikan segera bencana kemanusiaan berlangsung di Gaza,” katanya.
Gus Yahya menambahkan kegiatan ini akan dibuka Presiden Jokowi. Ia mengatakan kegiatan ini dalam rangka meletakkan pengaruh bagi para pemangku kebijakan dan komunitas di sekitarnya.
“Kita berharap hasil ISORA bukan hanya pernyataan bersama, tapi kesepakatan bertindak dalam jangkauan masing-masing untuk mempengaruhi dinamika sekarang,” pungkasnya. [wip]