(IslamToday ID) – Pengamat politik Khoirul Umam menilai pernyataan politisi PSI Ade Armando soal dinasti politik di Yogyakarta sudah offside, meski kini yang bersangkutan sudah meminta maaf.
“Karena bagaimanapun juga tadi yang disampaikan itu beliau juga sudah menyampaikan permintaan maaf. Artinya bahwa klarifikasi itu menegaskan ada kesalahan dalam konteks materi yang dia sampaikan,” kata Khoirul dikutip dari TVOneNews, Rabu (6/11/2023).
Ade diduga melakukan penyerangan balik terhadap argumen mahasiswa BEM UI dan BEM UGM yang dianggap tidak konsisten terhadap agenda perjuangan demokrasi. Menurut Khoirul, argumen Ade tidak memiliki basis yang kuat.
“Tampaknya basis argumen itu tidak kuat. Mengapa? Karena memang ada proses sejarah panjang yang kemudian melatarbelakangi keistimewaan Yogyakarta,” jelas Khoirul.
Ia menambahkan keistimewaan Yogyakarta sudah diakui oleh kekuatan kolonial atau era Belanda dan Jepang saat itu. “Dalam konteks Belanda itu disebut dengan Zelfbesturende Landschappe,” ungkapnya.
Istilah Zelfbesturende Landschappe berarti bahwa pemerintahan pribumi memiliki keistimewaan tersendiri dan kemudian di fase-fase revolusi pasca Jepang keluar.
“Kita masih ingat ada yang namanya dekrit kerajaan, itu yang kemudian identik dengan nama amanat 5 September 1945 disampaikan oleh Ngersodalem Hamengku Buwono IX yang menyatakan bentuk dukungannya untuk bergabung dengan NKRI,” terang Khoirul.
Selain itu, Khoirul juga menegaskan bahwa pengakuan negara terhadap keistimewaan Yogyakarta sudah dijamin oleh undang-undang.
“Oleh karena itu, kalau misal mempersoalkan dalam konteks sistem pemerintahan Kesultanan Yogyakarta yang basisnya menggunakan kerajaan, dinasti, saya pikir tidak pada tempatnya,” tegasnya.
Khoirul menilai pernyataan Ade dapat menjadi bumerang politik dan kini sudah terbukti. Yakni reaksi masyarakat Yogyakarta dengan menggelar aksi di kantor DPW PSI DIY.
”Ini berpotensi kemudian menciptakan bumerang politik, dan ternyata betul apa yang disampaikan oleh ade Armando kemudian memicu reaksi balik dari masyarakat di Yogyakarta,” pungkasnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pernyataan Ade bisa menjadi efek domino dari partai yang menaunginya yakni PSI. “Kalau misalnya kemudian itu bisa digunakan sebagai sebuah kekuatan, tentu itu bisa melegitimasi dan menciptakan efek domino yang cukup destruktif terhadap elektabilitas PSI sendiri,” pungkas Khoirul. [res]