(IslamToday ID) – Politisi PDIP Masinton Pasaribu mengatakan kondisi perpolitikan Indonesia hari ini sudah seperti zaman Orde Baru. Di mana pemerintah yang seharusnya menjunjung tinggi demokrasi, tetapi justru berlaku sebaliknya, minim etika.
“Kalau kita melihat sejarah ini fenomenanya persis seperti ‘98 lalu di mana diawali kelompok-kelompok terdidik. Di mana politik itu bukan sekedar elektoral,” kata Masinton dikutip dari YouTube Metro TV, Jumat (2/2/2024).
“Yang mendasar dari persoalan demokrasi dari persoalan politik kita adalah menghargai seluruh upaya, sistem dalam konstitusi kita, politik itu tidak boleh lepas dari persoalan etik dan moral,” lanjutnya.
Dengan banyaknya fenomena kecurangan dalam pemilu yang diduga dilakukan oleh Presiden Jokowi, ia dengan tegas mengatakan bahwa kondisi pemerintahan dan bangsa Indonesia saat ini sudah tidak kondusif.
“Saya katakan sangat, karena saya tidak sekedar membaca politik itu angka-angka elektoral. Hari ini yang kita lihat adalah semua fungsi-fungsi kenegaraan, pemerintahan sudah mengalami degradasi yang jauh,” paparnya.
Penyebabnya, kata Masinton, dimulai dari persoalan pelanggaran etik di MK. “Hasrat melanggengkan kekuasaan itu, sehingga seluruh cara diupayakan untuk meloloskan orang yang sudah melakukan pelanggaran etik. Ini rangkaiannya semua,” jelasnya.
Untuk meloloskan keinginan tersebut, lanjutnya, sampai-sampai seorang presiden melakukan kampanye bagi-bagi sembako yang menurunkan derajatnya sebagai seorang kepala negara.
“Kenapa sampai presiden, aduh amit-amit, presiden bagi-bagi sembako di emperan pagar Istana. Menurunkan marwah negara itu. Yang itu seharusnya secara teknis itu dikerjakan oleh menteri dan instansi Kementerian Sosial,” tuturnya.
Seharusnya, tutur Masinton, semua hal berbau kampanye boleh dilakukan prasiden apabila aturannya dilakukan secara jelas, bukan terselubung.
“Apakah boleh presiden berkampanye? Silakan, aturannya ada. Mengajukan cuti ke Sesneg, Sesneg umumkan ke publik, kapan presiden akan berkampanye. Etiknya kan begitu,” pungkasnya. [ran]