(IslamToday ID) – Mantan Ketua KPK Abraham Samad turut berkomentar perihal pelaporan Ganjar Pranowo ke KPK dengan dugaan penerimaan gratifikasi. Pelaporan itu diketahui dilakukan oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso yang merupakan kader PSI.
Menurut Abraham, besar kemungkinan pelaporan tersebut berkaitan dengan kepentingan politik. Terlebih Ganjar juga diketahui sebagai pencetus pengguliran hak angket di DPR untuk mengusut dugaan kecurangan penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Ada rangkaian yang susah terbantahkan ketika Pak Ganjar sudah mengusulkan (hak angket) tiba-tiba ada proses pelaporan. Ini agak susah kita menepis dugaan atau kecurigaan masyarakat bahwa pelaporan ke KPK bukan tindakan politisasi,” kata Abraham dikutip dari YouTube Kompas TV Sukabumi, Senin (11/3/2024).
Menurutnya, dugaan tersebut menguat lantaran proses pelaporan dilakukan saat proses penghitungan suara.
“Timingnya ini kan masih proses (penghitungan suara). Orang se-Indonesia masih memperhatikan dan nanti tanggal 20 Maret baru final. Sehingga jangan menyalahkan masyarakat kalau menganggap yang dilakukan IPW melaporkan Pak Ganjar sebagai politisasi hukum. Kadang-kadang lebih ekstremnya ada kriminalisasi,” jelasnya.
Meski Abraham juga mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Ketua IPW dan langkahnya yang ditempuh juga sudah benar.
“Jadi sudah tepat diadukan ke pengaduan masyarakat (dumas), kemudian nanti dumas melakukan telaah yang disebut dengan pengumpulan bahan dan keterangan yaitu investigasi. Kalau di Direktorat Dumas ditemukan peristiwa pidananya maka Direktorat Dumas meningkat ke Direktorat Penyelidikan. Ini mekanismenya,” paparnya.
Tapi, kata Abraham, dirinya mengaku lebih tertarik melihat motif yang ada dibalik pelaporan Ganjar ke KPK itu.
“Ini menimbulkan dugaan dan prasangka di tengah masyarakat. Saya sepakat kejahatan korupsi harus kita perangi kapan pun juga. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau pada akhirnya masyarakat melihat ini ada kepentingan politik, terlebih Pak Sugeng ternyata pengurus salah satu partai politik yang mendukung paslon tertentu, paslon 02,” bebernya.
“Jadi susah sekali untuk tidak mengaitkan ke arah sana, timing, dan ketiga peristiwa ini terjadi tak lama setelah Ganjar mengusulkan hak angket,” pungkasnya. [ran]