(IslamToday ID) – Pemerintah menyuntik anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebesar Rp 4,3 triliun. Skema penambahan dana ini melalui penyertaan modal negara (PMN) yang diambil dari saldo anggaran lebih (SAL) 2021.
PMN akan diberikan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pimpinan konsorsium BUMN dalam proyek tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan PT KAI seharusnya dapat memenuhi kekurangan dari proyek Kereta Cepat, karena proyek ini menggunakan skema business to business.
Sayangnya, PT. KAI tak menyanggupi karena keuangan perseroan terpuruk akibat pandemi. Oleh karena itu, pemerintah melakukan intervensi melalui suntikan PMN
“Untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung kebutuhan pemenuhan base ekuitas sebesar Rp 4,3 triliun,” ujar Sri, Senin (8/11/2021).
Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyad mengatakan, progres pembangunan proyek sudah mencapai lebih dari 79 persen pada awal November.
“Rangkaian kereta atau electric multiple unit (EMU) untuk proyek tersebut sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, Cina dengan sistem manajemen mutu terstandardisasi internasional ISO 9001,” ujarnya.
Menurutnya, investasi pemerintah melalui PMN akan mempercapat pengerjaan proyek setelah sempat tersendat.
Diketahui, struktur pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini diisi oleh China Development Bank (CDB) sebesar 75 persen. Sementara itu, 25 persen dibiayai dari ekuitas konsorsium.
Kemudian, dari porsi ekuitas konsorsium itu, 60 persen berasal dari konsorsium Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas. Sehingga, secara keseluruhan pendanaan dari konsorsium Indonesia ini sekitar 15 persen dari total biaya proyek. Sisanya sebesar 85 persen dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak Cina tanpa adanya jaminan dari Pemerintah Indonesia.