(IslamToday ID) – Ekonom yang juga Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara memberikan tanggapannya terhadap naiknya harga pangan menjelang Pemilu 2024. Ia khawatir jika tren kenaikan harga terjadi terus menerus akan berdampak pada masifnya money politic atau politik uang.
Bhima menjelaskan kekhawatirannya terkait kebutuhan pangan dan politik bagi-bagi sembako para politisi demi menarik simpati masyarakat calon pemilih. Ia juga menyinggung potensi adanya konflik horizontal akibat ketimpangan ekonomi di masyarakat.
“Kekhawatiran gencarnya money politic atau politik bagi-bagi uang dan sembako karena masyarakat sedang tertekan,” kata Bhima dilansir dari kompascom, 23 Oktober 2023.
“Dampak lain adalah terjadinya risiko konflik horizontal karena masalah ketimpangan ekonomi,” imbuhnya.
Di Jakarta misalnya berdasarkan informasi di Info Pangan Jakarta (IPJ) per 21 Oktober 2023, menunjukan adanya mayoritas harga pangan berada di zona merah atau mengalami kenaikan harga.
Ia juga menyayangkan belum adanya bacapres/ cawapres yang mengusung isu pangan. Misalnya menyampaikan visi 100 hari pertama ialah menurunkan harga beras kembali ke tahun 2022.
“Kalau perlu janji kampanye 100 hari pertama jika terpilih bisa turunkan harga beras kembali ke 2022, dengan catatan petani tetap untung,” tegas Bhima.
Harga pangan yang terus mengalami kenaikan diantaranya ialah beras, telur ayam, cabai rawit, bawang merah, gula hingga daging sapi.