ISLAMTODAY — Peran dan konribusi umat Islam di negeri ini tak bisa dipandang sebelah mata.
Para ulama dan kaum santri menjadi garda depan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu tokoh, yang menjadi kunci bangkitnya semangat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan adalah KH. Hasyim Asy’ari.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, penjajahan masih mengintai negeri ini.
Setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, pada akhir September 1945 Tentara Inggris sudah mendarat di Jakarta dan siap melakukan penjajahan.
Kedatangan pasukan Inggris di Surabaya Pada 25 Oktober 1945, menjadi mimpi buruk setelah arek arek Surabaya kabar kemerdekaan yang di proklamasikan Sukarno-Hatta.
Pendaratan pasukan NICA di Indonesia telah memicu kemarahan rakyatyang tidak rela untuk dijajah kembali. Letupan demi letupan konflik tidak dapat dihindarkan.
Tapi, Pemerintah Republik Indonesia tampak pasif. Ditengah sutuasi genting ini pemerintah masih mengandalkan penyelesaian secara diplomatik. Dengan maksud untuk agar tak adalagi tetesan darah.
Padahal ketika bendera Belanda tel;ah dikibarkan lagi di Jakarta, yang menjadi tanda akan dimulainya kembali upaya menjajah negeri ini.
Kondisi mengkahwatirkan ini disadari betul tokoh-tokoh umat Islam, termasuk pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari.
Penjajahan telah meninggalkan luka yang mendalam. Sebab bukan hanya pada sisi sosial, ekonomi, dan politik yang direnggut, pengekangan pada ibadah dan aktifitas dakwah juga dirampas. Sudah tidak terhitung pula berapa nyawa yang direnggut selama penjajah menginjakan kaki di negeri ini.
Di tengah ancaman ini, pada 17 September 1945 KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan sebuah ‘Fatwa Jihad‘. Ia menyampaikan bahwa perjuangan membela tanah air sebagai suatu jihad fi sabilillah.
Tidak berhenti sampai di situ, KH. Hasyim Asy’ari mengambil langkah strategis. Beliau mengundang konsul-konsul NU se jawa dan Madura ke kantor Hofdsbestuur Nahdlatul Ulama di Jalan Bubutan VI No. 2 Surabaya.
Pada tanggal 21 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy’ari bersama para konsul NU berkhitmad membahas situasi perjuangan dan upaya mempertahankan kemerdekaan yang baru sesaat diproklamasikan.
Tepat pada 22 Oktober 1945, NU melahirkan keputusan hebat yang berdampak besar dalam sejarah perjuangan Indonesia, yaitu Resolusi Jihad.
Resolusi Jihad, merupakan kebulatan tekad yang isinya mewajibkan kepada seluruh umat Islam baik laki-laki maupun perempuan untuk mengangkat senjata melawan kolonialisme dan imperialisme yang mengancam agama dan negara.
Simak Video ini selengkapnya