ISLAMTODAY — Berdirinya negara Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran para pejuang Muslim, atau lebih tepatnya kaum santri.
Dalam kurun 1943-1945, hampir semua pondok pesantren membentuk laskar-laskar untuk memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air.
Salah satu elemen perjuangan umat Islam dalam merebut kemerdekaan adalah laskar Hizbullah.
Laskar Hizbullah (Tentara Allah) didirikan menjelang akhir pemerintahan Jepang, tepatnya 8 Desember 1944. Laskar ini terdiri dari para pemuda Islam dan kaum santri dari seluruh daerah di Indonesia.
Pembentukan lascar hizbullah merupakan usul dari KH Wahid Hasyim yang tidak sepakat jika kekuatan santri dimobilisasi ke dalam Heiho.
Menurut M Abdul Aziz dalam Japan’s Colonialism and Indonesia, Laskar Hizbullah dibentuk dengan tujuan mempersiapkan pemuda-pemuda Islam Indonesia untuk mempertahankan Jawa jika tentara Sekutu datang menyerbu.
Pelatihan pertama untuk mereka diadakan pada 28 Februari 1945 di Cibarusah, Bekasi.
Setiap pesantren di Jawa diimbau untuk mengirim orang utusan. Pada akhirnya, terkumpul 500 santri pilihan yang mengikuti pelatihan militer ini. Mereka berusia antara 18 dan 20 tahun.
Mereka berasal dari beberapa pesantren karisidenan se-Jawa-Madura seperti Jakarta, Banten, Bogor, Priangan, Sukabumi, Pekalongan, Purwokerto, Kedu, Yogyakarta, Pati, Semarang, Surakarta, Surabaya, Madiun, Kediri, Bojonegoro, Malang dan Besuki.
Pelatihan ini dipimpin KH Wahid Hasyim dan KH Zainal Arifin. Para komandan PETA, seperti Abdullah Sajad, Zaini Nuri, Abdul Rahman, Kamal Idris menjadi instruktur dalam pelatihan perdana Hizbullah.
Para santri mendapatkan dua materi utama mulai dari pelatihan militer seperti baris berbaris, bongkar pasang senjata, pembuatan senjata peledak hingga ppembekalan agama dan motivasi jihad.
Pembekalan agama dan penanaman motivasi jihad disampaikan malam hari olah K.H. Wahid Hasyim, K.H. Imam Zarkasi, K.H. Mustofa Kamil, K.H. Mawardi, K.H. Mursyid, K.H.Abdul Halim.
Usai menjalani pelatihan, 500 alumni pelatihan hizbullah ini ditempatkan di berbagai wilayah di Jawa. Kepada mereka, diwajibkan untuk membentuk cabang Hizbullah pada masing-masing daerah tempat tinggal.
Keanggotaan Hizbullah terus bertambah. Di Jawa Timur misalnya laskar Hizbullah berkembang di berbagai daerah seperti Surabaya, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dan Gresik. Sekitar Agustus 1945, jumlah laskar Hizbullah telah mencapai 50.000 orang.
Di Yogyakarya malah satu batalion Hizbullah menjadi batalion dari 22 Divisi III TKR.
Di Jawa Barat, banyak anggota Hizbullah yang bergabung dengan Divisi Siliwangi.
Di Malang, laskar Hizbullah bekerja sama dengan Angkatan Laut RI mempertahankan pangkalan VII yang membujur dari Gempol sampai Kali Brantas di bawah komando Letkol Abdul Latif.
Pertempuran Hizbullah dengan Jepang juga terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah, seperti Banyumas, Kedu, Semarang, Pekalongan, dan Pati.
Salah satu aksi heroik Hizbullah terlihat dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Para santri yang tergabung dalam Hizbullah menyambut resolusi jihad K.H. Hasyim Asy’ari.
Simak video ini selengkapnya ……