(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) akan memberlakukan pembatasan baru ekspor ke China terutama untuk produk semi konduktor dan teknologi yang berkaitan dengan militer Beijing.
Aturan baru itu akan berlaku juga untuk perusahaan-perusahaan AS yang akan menjual barang-barang tertentu ke perusahaan di China. Hal ini dilakukan pemerintah AS karena kondisi hubungan kedua negara yang memburuk akhir-akhir ini akibat wabah virus corona.
Aturan itu dipastikan akan merugikan kalangan industri semi konduktor, serta suku cadang dan komponen penerbangan dalam negeri AS. Aturan ekspor AS itu juga akan diterapkan ke Rusia dan Venezuela, tapi tidak sebesar terhadap China.
“Penting untuk mempertimbangkan konsekuensi melakukan bisnis dengan negara-negara yang memiliki sejarah mengalihkan barang yang dibeli dari perusahaan AS untuk kepentingan militer,” kata Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross dalam sebuah pernyataan dikutip di Reuters, Rabu (29/4/2020).
Pengacara perdagangan Washington, Kevin Wolf mengatakan perubahan peraturan untuk China itu adalah sebagai respons terhadap kebijakan fusi militer-sipilnya. Yaitu barang-barang untuk kebutuhan militer namun dipakai untuk kebutuhan sipil.
Ia mengatakan definisi peraturan tentang penggunaan dan pengguna militer sangat luas dan melampaui pembelian oleh entitas seperti Tentara Pembebasan Rakyat.
Misalnya, jika sebuah perusahaan mobil di China memperbaiki kendaraan militer, perusahaan mobil itu sekarang mungkin menjadi pengguna akhir militer, bahkan jika barang yang diekspor adalah untuk bagian lain dari bisnis tersebut.
“Pengguna akhir barang militer tidak terbatas pada organisasi militer. Pengguna akhir militer juga merupakan perusahaan sipil yang tindakannya untuk mendukung operasi barang militer,” jelas Wolf.
Perubahan aturan juga mensyaratkan bahwa perusahaan AS harus mengajukan izin untuk semua ekspor ke China, Rusia, dan Venezuela, berapa pun nilainya.
“Jelas ini dimaksudkan untuk memberikan pemerintah AS lebih banyak visibilitas ke jenis barang yang dikirim eksportir AS ke negara-negara ini dan pelanggan mereka,” kata pengacara perdagangan Washington, Doug Jacobson.
Perubahan aturan lainnya juga melibatkan pengecualian penghapusan lisensi sipil untuk importir dan warga negara China, serta negara-negara lain, termasuk Ukraina dan Rusia. Pengecualian telah diterapkan pada sirkuit terpadu tertentu, peralatan telekomunikasi, radar, komputer kelas atas, dan barang-barang lainnya.
Senator Republik, Ben Sasse mendukung aturan baru tersebut dengan mengatakan pemimpin China Xi Jinping telah menghapus sekat antara bisnis China dan militer Partai Komunis.
Pembatasan ketat telah diberlakukan setidaknya sejak tahun lalu, tetapi pejabat senior AS sepakat untuk melanjutkannya pada akhir Maret.
Presiden dan Kepala Eksekutif Asosiasi Industri Semi Konduktor, John Neuffer mengatakan industri khawatir dengan aturan baru pemerintah AS itu. Menurutnya, ekspor untuk semi konduktor tidak perlu dikontrol karena hanya akan menimbulkan ketidakpastian usaha. Apalagi di masa gejolak ekonomi global seperti sekarang. (wip)