(IslamToday ID) – Ketegangan Rusia dengan Ukraina kembali meningkat. Keduanya hampir bersamaan merencanakan latihan militer untuk mengantisipasi respons yang terjadi.
Presiden Vladimir Putin memerintahkan militer Rusia melakukan latihan perang besar-besaran dan dadakan atau snap exercises. Manuver akbar ini melibatkan 150.000 personel serta ratusan pesawat dan kapal militer.
Perintah Putin ini diumumkan Kementerian Pertahanan pada hari Jumat (17/7/2020). Tujuan latihan perang akbar ini untuk memastikan keamanan di Rusia barat daya.
“Sesuai dengan keputusan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Rusia, snap exercises sedang dilakukan oleh pasukan distrik militer Selatan dan Barat,” kata Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu seperti dikutip di AFP, Sabtu (18/7/2020).
Kementerian Pertahanan mengatakan latihan perang melibatkan sekitar 150.000 personel, termasuk pasukan udara dan infanteri laut dari Armada Utara dan Pasifik.
Latihan juga melibatkan lebih dari 400 pesawat dan lebih dari 100 kapal militer. Manuver akbar ini juga akan dilakukan di Laut Hitam dan Laut Kaspia.
“Latihan tersebut bertujuan untuk menguji kesiapan tentara Rusia untuk memastikan keamanan di barat daya Rusia, di mana ancaman serius terorisme tetap (ada), serta mempersiapkan untuk latihan perang Kaukasus-2020,” tambah Kementerian Pertahanan.
Sementara itu, Ukraina juga akan menggelar latihan militer sebagai jawaban atas rencana latihan Rusia. Ukraina berharap negara-negara NATO dapat bergabung dalam latihan militer itu.
Menteri Pertahanan Ukraina, Andriy Taran menjelaskan pada parlemen bahwa latihan itu termasuk penembakan anti-pesawat dan digelar pada akhir September di selatan Ukraina.
“Respons asimetris ini akan menunjukkan kesiapan pasukan bersenjata Ukraina untuk memberi balasan pada upaya apapun oleh Federasi Rusia untuk memanaskan situasi atau memulai permusuhan skala besar,” ujar Taran.
Hubungan antara Moskow dan Kiev memanas sejak 2014, saat Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina dan mendukung pemberontak separatis di Ukraina timur yang masih aktif.
Pertempuran antara tentara Ukraina dan pasukan yang didukung Rusia telah menewaskan lebih dari 13.000 orang sejak 2014, meski kesepakatan gencatan senjata dibuat pada 2015. [wip]