(IslamToday ID) – Israel mengambil pendekatan yang seimbang terhadap pemerintahan Perdana Menteri (PM) Libya yang diakui secara internasional, Fayez al-Sarraj. Demikian dilaporkan oleh surat kabar Israel Haaretz.
Haaretz, mengutip sumber-sumber asing, mengatakan Mossad yang telah mendukung panglima perang timur Khalifa Haftar, melakukan pendekatan yang seimbang terkait dengan hubungannya dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli. Namun media tersebut tidak menjelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan pendekatan seimbang itu.
Harian itu mengatakan Israel telah menunjuk direktur jenderal baru untuk Kementerian Intelijen berinisial R, namun pejabat itu masih secara teknis bekerja untuk Shin Bet.
Menariknya, R sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala divisi lapangan Gaza yang dituduh antara lain menggagalkan serangan dan pengumpulan intelijen.
Libya telah dilanda perang saudara sejak penggulingan almarhum penguasa Muammar Gaddafi pada tahun 2011. Pemerintah baru didirikan pada tahun 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin PBB, tetapi upaya penyelesaian politik jangka panjang gagal karena serangan militer oleh kelompok Haftar.
PBB mengakui pemerintah yang dipimpin oleh al-Sarraj sebagai otoritas sah negara itu. Pemerintah juga memerangi milisi Haftar yang kini didukung Arab Saudi, Rusia, Mesir, UEA, dan Perancis sejak April 2019. Namun konflik semakin meluas dan telah merenggut lebih dari 1.000 nyawa. [wip]