(IslamToday ID) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan penyelidikan terhadap para penyidik yang menangani dirinya karena tuduhan korupsi. Namun, sikap Netanyahu itu dinilai para kritikus hanya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari penanganan pandemi Covid-19.
Di tengah lonjakan kasus virus corona, anggota parlemen oposisi juga menuduh Netanyahu mencoba mendiskreditkan sistem peradilan pidana Israel saat dia diadili karena penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Netanyahu menyangkal melakukan kesalahan-kesalahan itu.
Partai Likud, sayap kanan Netanyahu dan sekutunya, menyampaikan kemarahannya minggu ini setelah berita Channel 12 Israel melaporkan bahwa polisi dan jaksa penuntut telah gagal mengungkap dugaan konflik kepentingan oleh penyelidik yang terlibat dalam kasus tersebut.
“Jelas bahwa polisi dan penuntut membuat keputusan politik yang bertentangan dengan keadilan dan hukum untuk menjatuhkan perdana menteri sayap kanan,” kata Netanyahu pada awal pertemuan Partai Likud pada Rabu (9/9/2020) malam seperti dikutip di Reuters.
“Perilaku ini harus diselidiki,” tambah Netanyahu yang secara konsisten menuduh polisi dan jaksa melakukan bias terhadapnya.
Seorang juru bicara Kantor Kejaksaan Negara Israel menolak mengomentari laporan Channel 12 atau pernyataan Netanyahu.
Perdana menteri terlama Israel itu menghadapi kemarahan publik atas tuduhan korupsi dan penanganannya terhadap pandemi. Ribuan orang turun ke jalan melakukan protes hampir setiap hari.
Israel mengalami peningkatan tajam jumlah kasus baru setelah keberhasilan pada awal pandemi. Hari Selasa otoritas Israel mulai kampanye diberlakukannya jam malam dan penutupan sekolah selama seminggu. Dilaporkan, kematian akibat corona mencapai 1.048 orang dan jumlah kasus positif 139.000 orang di antara 9 juta jumlah penduduk.
Netanyahu, yang pengadilan korupsinya dimulai pada bulan Mei dan akan dilanjutkan pada Januari, dilantik untuk masa jabatan kelima musim panas ini setelah mencapai kesepakatan persatuan dengan saingan utamanya, yakni mantan kepala angkatan bersenjata Benny Gantz.
Pemimpin oposisi Yair Lapid menggambarkan permintaan Netanyahu yang “tidak masuk akal” untuk penyelidikan ke jaksa penuntut.
“Netanyahu ingin menghapus demokrasi di Israel,” kata Lapid, yang telah menjadi kritikus tajam kebijakan penanganan virus corona. [wip]