(IslamToday ID) – Para pemimpin Asia Tenggara akan bertemu dan diperkirakan akan mengarah pada kesepakatan perdagangan yang didukung China. Ini menyusul hasil pemilu di Amerika Serikat (AS) yang belum pasti siapa pemenangnya dan keterlibatannya nanti di wilayah Asia Tenggara.
Para pemimpin dari 10 negara anggota ASEAN, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru dijadwalkan menggelar pembicaraan tentang Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) hari Ahad ini.
Kesepakatan yang diharapkan akan ditandatangani pada Ahad malam di sela-sela KTT ASEAN empat hari secara virtual di Hanoi, akan memakan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan, dan secara progresif akan menurunkan tarif di banyak bidang dan bisa menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia.
15 Negara peserta RCEP merupakan sepertiga dari penduduk dunia dan menyumbang 29 persen dari produk domestik bruto global. China sudah menjadi sumber impor dan tujuan ekspor terbesar bagi calon anggota RCEP.
“Penandatanganan RCEP akan memberikan momentum bagi perdagangan regional, khususnya antar- penandatangan,” kata Nguyen Quoc Dung, Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam, yang merupakan ketua dari pertemuan ASEAN itu seperti dikutip dari TRTWorld, Kamis (12/11/2020).
Ketidakpastian AS
KTT itu digelar di saat hasil pemilu AS belum diumumkan, meskipun calon Demokrat, Joe Biden diproyeksikan akan memenangkan pertarungan dengan 270 suara elektoral.
Jika Biden jadi dilantik pada 20 Januari 2021, diperkirakan tidak akan membuat perubahan besar pada sikap keras Washington terhadap investasi yang dipimpin China. Bankir dan pengacara percaya bahwa stabilitas kebijakan dan peraturan dapat kembali setelah empat tahun pemerintahan Trump yang bergejolak.
Biden, yang menjadi wakil presiden selama “poros Asia” Presiden Barack Obama, diharapkan menjauhi agenda “Amerika Pertama” Trump dan kembali terlibat secara lebih aktif di kawasan tersebut.
Perjanjian ASEAN
Gugatan hukum terhadap hasil pemilu dan pemecatan Menteri Pertahanan AS oleh Trump berisiko meningkatkan kekhawatiran di antara sekutu AS pada saat pengaruh China mulai berkembang.
Perang perdagangan kenaikan tarif Trump dengan China telah memberikan dorongan ekstra dalam beberapa tahun terakhir untuk membentuk RCEP, yang sebaliknya hanya berkembang lambat sejak negosiasi dimulai pada 2012.
Kesepakatan yang diharapkan menjadi kesepakatan paling signifikan pada KTT ASEAN tahun ini, kemungkinan akan memperkuat posisi China sebagai mitra ekonomi dengan Asia Tenggara, Jepang, dan Korea, dan menempatkannya pada posisi yang lebih baik untuk membentuk aturan perdagangan kawasan.
“Ketidakpastian mengenai pemilu AS menimbulkan pertanyaan mengenai partisipasi AS dalam pertemuan yang relevan dan mungkin memberi China kesempatan untuk mempengaruhi keterlibatan AS dengan kawasan itu,” kata Le Hong Hiep, peneliti di ISEAS Yusof Ishak Institute Singapura. [wip]