ISLAMTODAY ID — Badan Keamanan Nasional Intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) dilaporkan telah menggunakan kolaborasi spionase rahasia Denmark-Amerika untuk secara sengaja memata-matai kementerian-kementerian penting dan perusahaan swasta di Denmark dan negara-negara Skandinavia lainnya.
Menurut Radio Denmark yang mengutip laporan rahasia tersebut yang dibuat oleh pelapor internal ‘whistleblower’ dalam Badan Intelijen Pertahanan, Defence Intelligence Service (FE).
Laporan tersebut memperingatkan Pimpinan FE (Badan Intelijen Pertahanan) tentang kemungkinan ilegalitas dalam kolaborasi intelijen untuk menguras kabel informasi internet Denmark dan upaya mengungkap spionase terhadap Kementerian Keuangan dan Luar Negeri Denmark, serta negara tetangga dan sekutu terdekat negara Skandinavia lain seperti, Norwegia dan Swedia, dilansir dari Sputnik.
NSA memperoleh akses ke kabel serat optik dan pusat data di pulau Amager di selatan Kopenhagen. Dari sana, lalu lintas data Belanda, Norwegia, Prancis, dan Jerman, serta lembaga politik Denmark dipantau.
Sumber menyebutkan NSA ingin “mengincar (perusahaan pertahanan yang berbasis di Aarhus) Terma sebelum Denmark membeli paket jet tempur baru”, ketika Denmark memutuskan pembelian miliaran jet tempur baru untuk menggantikan armada F-16 yang kini berusia tua.
Dalam tender pembelian jet tempur, perusahaan pertahanan Swedia, Saab, menjadi salah satu pesaing. Setelah perdebatan sengit dengan banyak kontroversi, pemerintah Denmark akhirnya menetapkan pembelian 27 jet tempur F-35 Amerika Serikat.
Setelah beberapa kali gagal menarik perhatian manajemen terhadap masalah tersebut, whistleblower (pelapor internal) memberi tahu otoritas pengawas Badan Intelijen Pertahanan (FE), TET.
Menurut TET, manajemen FE “gagal menindaklanjuti atau menyelidiki lebih lanjut indikasi spionase”.
Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen kemudian memecat lima orang dari posisi kepemimpinan FE.
Spionase Industri Pertahanan
Para ahli mengatakan bahwa memberikan NSA akses ke kabel informasi atau memungkinkan untuk memata-matai institusi utama Denmark dan industri pertahanan jelas bertentangan dengan kepentingan negara tersebut.
“Ini pada dasarnya mengejutkan, karena otoritas yang seharusnya melindungi Denmark membantu merusak keamanan kepentingan vital Denmark”, ujar Jens Elo Rytter, seorang profesor hukum konstitusi di Universitas Kopenhagen, dikutip dari Radio Denmark.
“Menurut hukum Denmark, dinas intelijen asing tentu saja tidak boleh memata-matai Denmark dengan cara yang memperoleh wawasan tentang informasi militer atau informasi sensitif secara politik”, tegas Jørn Vestergaard, seorang profesor emeritus dalam Hukum Pidana di Universitas Kopenhagen.
Spionase tersebut menjadi pemberitaan hangat di antara negara tetangga Denmark.
“Saya tidak akan terkejut jika AS memata-matai target Norwegia, seperti yang kami tahu mereka telah melakukannya terhadap kepala pemerintahan negara sekutu sebelumnya,” jelas anggota parlemen Norwegia Freddy André Øvstegård dari Partai Kiri Sosialis.
“Tetap saja, ini sangat serius jika benar, terutama karena tampaknya terjadi dalam kerjasama dengan Denmark dan menargetkan pengadaan publik paling mahal di Norwegia – jet tempur baru”, imbuhnya.
Menurut Radio Denmark, NSA menggunakan pusat data Amager dengan sistem XKeyscore-nya, yang diungkapkan pada tahun 2013 oleh Edward Snowden, dan yang merupakan fungsi sentral di seluruh perangkat intersepsi NSA.
Program ini memungkinkan untuk menelusuri sejumlah besar data dalam kabel fiber dengan bantuan “penyeleksi”, kata kunci seperti nama orang di posisi sentral dalam organisasi yang menarik.[Res]