ISLAMTODAY ID — Pernyataan Perdana Menteri Imran Khan disampaikan menyusul Pakistan mengalami hari-hari protes oleh Tehreek-e-Labbaik yang baru-baru ini dilarang. Tehreek-e-Labbaik menuntut Duta Besar Prancis untuk negara itu dideportasi untuk menanggapi kebijakan Presiden Macron terhadap Islam.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyerukan negara-negara Muslim untuk bekerja bersama dalam memastikan bahwa pemerintah Barat mengkriminalisasi penistaan terhadap Islam.
Seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (19/4), Imran Khan dalam pidatonya di televisi mendesak Tehreek-e-Labbaik untuk mengakhiri aksi protes berujung kericuhan dalam menggulingkan Duta Besar Prancis untuk Pakistan. Imran Khan juga mengatakan kerusuhan tersebut merugikan bangsa.
Kerusuhan telah mengguncang negara itu selama sepekan terakhir sejak pemimpin Tehreek-e-Labbaik Pakistan ditahan setelah menyerukan pawai protes di ibu kota Islamabad untuk mengusir Duta Besar Prancis.
Tehreek-e-Labbaik membebaskan 11 petugas polisi yang ditangkap oleh pengunjuk rasa pada hari Ahad (18.4) selama bentrokan. Para polisi tersebut ditahan selama berjam-jam di sebuah Masjid Tehreek-e-Labbaik, di mana ratusan pendukung masih berkumpul disana.
Tehreek-e-Labbaik melancarkan kampanye anti-Prancis selama berbulan-bulan sejak Presiden Emmanuel Macron membela hak majalah satir di Paris untuk menerbitkan kembali karikatur yang menghina Nabi Muhammad. Langkah ini menjadi tindakan yang dinilai menghujat umat Islam.
Langkah Kedubes Prancis, Kekhawatiran Khan
Imran Khan mengatakan pihaknya juga ingin menghentikan “penghinaan nabi kami atas nama kebebasan berbicara” oleh negara-negara barat. Namun, dia mengatakan pemerintahnya tidak bisa mengusir duta besar setiap kali itu terjadi.
“Jika kami terus memprotes sepanjang hidup kami, kami hanya akan merusak negara kami sendiri dan itu tidak akan berdampak pada (Barat),” ujar Imran Khan dalam pidato yang direkam yang ditayangkan di TV.
“Tidak ada bedanya dengan Prancis,” tambahnya.
Tehreek-e-Labbaik (TLP) telah menyerukan pawai di ibu kota Islamabad pada tengah malam pada Selasa (20/4) jika Dubes Prancis itu belum diusir. Diketahui, keamanan ibu kota Islamabad telah ditingkatkan dalam beberapa hari terakhir.
Kedutaan Besar Prancis pada pekan lalu mengirimkan saran mendesak yang merekomendasikan warga negara dan perusahaan Prancis meninggalkan negara itu.
Selain itu, Kedutaan Besar Perancis telah mengirimkan peringatan baru pada hari Senin(19/4) agar warganya menghindari pertemuan.
Pemerintah akan mengadakan negosiasi lagi dengan para pemimpin partai pada Senin malam. Langkah ini dalam upaya untuk memadamkan kerusuhan.
Imran Khan mengatakan protes selama sepekan ini telah menyebabkan gangguan besar di kota-kota seperti merusak properti dan menewaskan beberapa petugas polisi.
Diketahui, Polisi Lahore sebelumnya menyebut jumlah korban tewas enam orang.
Para pemimpin TLP mengatakan beberapa pendukung partai juga tewas dan banyak yang terluka dalam bentrokan.
Pemogokan Nasional
Seruan untuk pemogokan nasional sebagai solidaritas dengan para pengunjuk rasa didukung secara luas oleh kelompok agama arus utama. Lebih lanjut, di Lahore dan Karachi banyak toko dan pasar ditutup dan beberapa layanan transportasi dihentikan.
Beberapa masalah di Pakistan sama kuatnya dengan penistaan, dan bahkan hinaan sekecil apa pun terhadap Islam dapat meningkatkan protes, menghasut hukuman mati, dan menyatukan partai politik yang bertikai di negara itu
“Pemerintah terpaksa menumpahkan darah orang-orang yang tidak bersalah. Para (pengunjuk rasa) mengangkat suara mereka dengan benar dan kami mendukung itu,” ungkap Sharjeel Goplani, Kepala Asosiasi bisnis di Karachi, yang mendukung pengusiran duta besar Prancis.
Pemerintah Khan telah berjuang untuk membawa TLP ke meja perundingan selama bertahun-tahun. Namun pada minggu ini, dia mengumumkan larangan langsung terhadap kelompok TLP tersebut.
Dalam pidatonya, Khan mengatakan kepada orang-orang Pakistan bahwa dia bekerja dengan negara-negara Muslim lainnya untuk “bersama-sama menjelaskan” kepada Barat bagaimana “sentimen Muslim disakiti.”
“Mengusir duta besar Prancis berarti memutus hubungan dengan Uni Eropa, separuh ekspor tekstil kita ke Eropa, artinya separuh ekspor tekstil kita akan berkurang, yang berarti pengangguran dan penutupan pabrik,” imbuhnya.
Kedutaan Perancis akan memulangkan staf diplomatnya yang tak penting, ungkap sumber di Kementerian Luar Negeri di Paris kepada AFP.
Sebuah sumber di kantor Gubernur Punjab mengatakan TLP dalam negosiasi menuntut pembebasan pemimpin mereka Saad Rizvi, yang penahanannya pekan lalu memicu protes.
Mereka juga melakukan pemungutan suara di parlemen tentang pengusiran duta besar Prancis, sementara pemerintah menginginkan diakhirinya kerusuhan berulang.
Polisi Lahore mengatakan pada hari Senin(19/4) bahwa pendukung TLP menolak untuk menguburkan mayat pendukung yang ditahan di masjid.
Diketahui juga di lokasi tersebut ada sebuah kapal tanker minyak yang disita oleh massa pada hari Ahad (18/4).[Res]