ISLAMTODAY ID—Presiden Joe Biden telah menandatangani perintah eksekutif yang melarang orang Amerika berinvestasi di 59 perusahaan China, termasuk raksasa telekomunikasi Huawei dan sejumlah besar produsen senjata.
Perintah itu didasarkan pada dekrit yang sebelumnya deibentuk oleh Donald Trump.
Untuk diketahui, Joe Biden dan Donald Trump tidak banyak bertemu.
Sementara itu, segera setelah menjabat pada Januari, Biden mulai membatalkan hampir setiap kebijakan Trump dengan perintah eksekutif.
Namun, permusuhan terhadap China adalah kebijakan langka yang dimiliki oleh Demokrat dan Republik di Washington, seperti dilansir dari RT, Kamis (3/6).
Biden membuktikan ini pada hari Kamis (3/6), menandatangani perintah eksekutif yang melarang investasi AS di 59 perusahaan China.
Perintah itu hampir identik dengan yang ditandatangani oleh Trump akhir tahun lalu, meskipun Biden menambahkan beberapa perusahaan dan mengalihkan otoritas untuk penegakan dari Departemen Pertahanan ke Departemen Keuangan.
Hal itu merupakan sebuah langkah yang dikatakan para pejabat kepada Washington Post sebelumnya.
Perusahaan-perusahaan dalam daftar dipilih karena pekerjaan mereka yang terbuka atau diduga untuk sektor pertahanan atau pengawasan China, atau karena hubungan pemiliknya dengan sektor-sektor ini.
Beberapa inklusi cukup jelas, dan lebih dari tiga lusin perusahaan dalam daftar terlibat dalam industri kedirgantaraan, persenjataan dan nuklir, atau beberapa bidang lain dari sektor pertahanan.
Satu perusahaan, Hangzhou Hikvision Digital Technology, dimasukkan karena pekerjaannya memproduksi teknologi pengawasan yang menurut administrasi Biden digunakan “untuk memfasilitasi penindasan atau pelanggaran hak asasi manusia yang serius.”
Perusahaan lain, termasuk raksasa teknologi Huawei, dan perusahaan telekomunikasi China Mobile Limited dan China Unicom, dimasukkan karena dugaan hubungan pemiliknya dengan industri senjata atau mata-mata, atau bahkan alasan keduanya.
Perusahaan-perusahaan Amerika yang sudah terlibat dengan perusahaan-perusahaan ini sekarang memiliki waktu satu tahun untuk divestasi.
Pada saat penulisan (3/6), pemerintah China belum menanggapi sanksi baru tersebut.
Lebih lanjut Biden dicemooh selama kampanyenya oleh kaum konservatif sebagai “lunak” di China.
Diketahui Biden mempertahankan sebagian besar kebijakan permusuhan Trump terhadap Beijing tetap utuh.
Langkah tersebut, jauh dari upaya untuk meredakan perang dagang Trump dengan China.
Biden telah mempertahankan tarif era Trump untuk barang-barang China tetap utuh, dan berusaha untuk mengumpulkan sekutu AS di kawasan Pasifik menjadi aliansi strategis melawan China.
(Resa/RT/Washington Post )