ISLAMTODAY ID-Eritrea dan Guinea-Bissau telah mengumumkan rencana untuk bergabung dengan Belt and Road Initiative (BRI), yang secara aktif dipromosikan oleh Beijing.
Kedua negara dilaporkan telah menandatangani perjanjian formal dengan China menjelang forum regional utama, seperti dilansir dari RT, Ahad (28/11).
BRI multi-triliun dolar yang ambisius, juga dikenal sebagai Jalur Sutra Baru, diumumkan oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2013 dengan untuk meningkatkan konektivitas dan kerja sama antara Asia Timur, Eropa, dan Afrika Timur.
Proyek besar ini diharapkan dapat memperluas perdagangan global secara signifikan, memotong setengah biaya perdagangan untuk negara-negara yang terlibat.
Eritrea dipandang penting secara strategis karena aksesnya ke Laut Merah dan Terusan Suez, serta perairan di Teluk Persia, dan dengan demikian ke Samudra Hindia.
Sementara itu, negara Guinea-Bissau di Samudra Atlantik diperkirakan akan meningkatkan kepentingan maritim China di sepanjang pantai Afrika Barat.
Negara ini adalah anggota Perjanjian Perdagangan Bebas Kontinental Afrika (AfCFTA) yang menghapus tarif perbatasan antara negara-negara Afrika.
China telah berkomitmen untuk membangun pabrik biomassa senilai USD 184 juta di Guinea-Bissau, dan dilaporkan terlibat dalam beberapa proyek pembangunan kembali di negara tersebut.
Beijing dilaporkan mendukung proyek senilai USD 48 juta yang bertujuan untuk merenovasi sistem telekomunikasi kuno dan konstruksi jalan raya.
Investor China juga telah menyatakan minatnya di sektor penebangan, perikanan laut dalam dan eksplorasi minyak.
Beijing berencana membantu Eritrea untuk mengembalikan tenaga kerja terlatih, mengembangkan infrastruktur di negara itu, dan “menyapihnya dari basis pertanian ke standar industrialisasi yang lebih tinggi”.
Kembali pada tahun 2019, Perusahaan China Shanghai untuk Kerjasama Ekonomi dan Teknologi Asing (SFECO) memulai pembangunan sebagian jalan sepanjang 500 km antara kota pelabuhan Massawa dan pelabuhan Assab, yang keduanya memiliki zona ekonomi khusus.
Kedua negara Afrika menandatangani Nota Kesepahaman beberapa hari sebelum Forum Menteri FOCAC yang akan datang di ibukota Senegal, Dakar, yang dimulai pada 29 November.
(Resa/RT)