ISLAMTODAY ID-Washington telah mempertahankan kehadiran militer di Republik Arab di daerah kaya minyak yang dikendalikan oleh Kurdi, meskipun tidak memiliki dasar hukum untuk melakukannya.
Pasukan Amerika dikerahkan ke wilayah tersebut tanpa izin dari Dewan Keamanan PBB atau undangan dari pemerintah di Damaskus.
Militer AS telah mengirimkan lebih dari seratus kendaraan dari wilayah Irak dalam dua kolom bergerak menuju provinsi Hasaka, kantor berita SANA melaporkan, mengutip sumber-sumber lokal dari wilayah al-Yaroubiya.
Konvoi dilaporkan terdiri dari 100 truk yang membawa kontainer dengan kargo yang tidak diketahui, konon “bahan logistik”, dan truk kulkas.
Konvoi pertama dilaporkan terdiri dari sekitar 60 kendaraan, sedangkan yang kedua memiliki sekitar 40 kendaraan.
“Mereka menyeberang ke wilayah Suriah dari Irak melalui penyeberangan al-Waleed,” ujar sumber SANA, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (29/11).
Kedua konvoi bergerak di bawah perlindungan beberapa kendaraan lapis baja.
Sementara itu, AS dikerahkan di Suriah dengan dalih memerangi Daesh, tetapi belum sepenuhnya mundur meskipun menyatakan organisasi teroris itu dikalahkan.
Washington juga tidak memiliki mandat Dewan Keamanan PBB atau undangan dari pemerintah terpilih di Damaskus untuk membenarkan pengerahan pasukannya di negara itu.
Damaskus, Teheran, dan Moskow telah berulang kali keberatan dengan tetap tinggalnya pasukan Amerika di Suriah dan menyebutnya tidak sah.
Washington, pada gilirannya, mengklaim bahwa pasukannya tetap tinggal untuk mencegah sumber daya minyak lokal jatuh ke tangan teroris.
Namun, pemerintah Suriah bersikeras bahwa mereka sebenarnya terlibat dalam pencurian sumber daya minyak negara.
(Resa/Sputniknews/SANA)