ISLAMTODAY ID —Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Selasa menjelaskan teknik AS untuk memperdalam aliansi dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.
Sembari AS memberikan tambahan perjanjian menggiurkan terkait kerjasama pertahanan dan intelijen untuk memperkuat posisi AS di Indo-Pasifik yang saat ini semakin dikuasai oleh China.
Dalam perjalanannya ke Indonesia, Blinken menyebut Indo-Pasifik sebagai wilayah di dunia yang paling dinamis, tempat semua orang memiliki andil dalam menjamin ketertiban yang mapan tanpa paksaan dan intimidasi.
Dia menyatakan AS, sekutunya dan beberapa penuntut di Laut Cina Selatan akan menentang setiap gerakan ilegal yang diarahkan ke China.
“Kami akan bekerja dengan sekutu dan rekan kami untuk mempertahankan tatanan berbasis aturan yang telah kami bangun secara kolektif selama bertahun-tahun untuk memastikan area tersebut tetap terbuka dan dapat diakses,” kata Blinken dalam pidato di Universitas Indonesia.
“Biar saya perjelas: tujuan mempertahankan tatanan berbasis aturan adalah masuk akal, untuk menjaga hak semua bangsa untuk memutuskan jalan mereka sendiri, bebas dari paksaan dan intimidasi.”
Saat ini China mengklaim hampir semua Laut Cina Selatan sebagai miliknya, terlepas dari beberapa klaim yang tumpang tindih dengan negara-negara di pesisir yang berdekatan dengan Laut China Selatan.
Namu keputusan oleh pengadilan dunia internasional mengatakan bahwa klaim China tidak memiliki dasar yang sah.
Menanggapi pernyataan Blinken, juru bicara kementerian internasional China Wang Wenbin menyarankan AS seharusnya mempromosikan kerja sama di wilayah tersebut, alih-alih malah meningkatkan ketegangan ideologis.
Blinken melakukan kunjungan pertamanya ke Asia Tenggara sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari, kunjungan yang bertujuan untuk menopang hubungan setelah periode ketidakpastian tentang dedikasi AS untuk Asia di bawah pemerintahan Donald Trump.
AS Tawarkan Kerjasama Infrastruktur Demi Tandingi China
Terlepas dari tekanan di Laut Cina Selatan, pengaruh Beijing telah meningkat belakangan ini karena mendorong pendanaan infrastruktur tambahan dan hubungan perdagangan yang terintegrasi di Indo-Pasifik.
Blinken menyatakan AS saat ini akan memperkuat hubungan dengan sekutu perjanjian seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Filipina dan meningkatkan kemampuan pertahanan dan intelijen dengan rekan-rekan Indo-Pasifik, selain mempertahankan jaringan yang terbuka dan aman.
AS juga akan mendedikasikan sistem keuangan regional baru yang lengkap, yang akan memberikan tambahan pendanaan langsung internasional yang akan berinvestasi di negara-negara Indo-Pasifik.
Blinken, yang akan pergi ke Malaysia dan Thailand minggu ini, menyatakan AS akan bekerja untuk memperkuat rantai pasokan dan mengurangi kesenjangan infrastruktur di daerah itu, dari pelabuhan dan jalan ke jaringan energi dan internet.
Dalam satu kritikan lain terhadap China, dia menyatakan AS telah mendapat informasi bahwa saat ini telah berkembang di Indo-Pasifik tentang proses perusahaan internasional yang korup yang mengimpor tenaga kerja mereka sendiri, menguras sumber daya murni dan mencemari atmosfer.
“Negara-negara di Indo-Pasifik membutuhkan infrastruktur yang lebih besar,” katanya.
“Namun banyak yang benar-benar merasa itu terlalu mahal – atau mereka benar-benar merasa tertekan untuk menerima tawaran tidak sehat pada kesepakatan yang ditetapkan oleh orang lain (China).” Sebut Blinken. (Rasya)