ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com dengan judul German Warship Enters South China Sea For 1st Time In 20 Years.
Sebuah kapal perang Jerman memasuki Laut China Selatan pada hari Rabu (15/12) untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun sebagai contoh lain dari dorongan Barat untuk memicu ketegangan dengan China di wilayah tersebut.
“Fregat Bayern memulai transit melalui perairan yang disengketakan dalam perjalanan ke Singapura, perjalanan yang akan memakan waktu beberapa hari,” ungkap Kementerian Pertahanan Jerman, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (16/12).
Terakhir kali kapal perang Jerman berlayar melalui Laut Cina Selatan adalah pada tahun 2002.
Jerman adalah sekutu Barat AS terbaru yang mengirim kapal perang ke perairan sensitif di dekat China dalam sebuah langkah yang dipandang sebagai tantangan terhadap klaim maritim Beijing.
Tahun ini, baik Prancis maupun Inggris telah mengerahkan angkatan laut mereka ke Laut China Selatan, dan Kanada bergabung dengan AS dalam transit Selat Taiwan pada bulan Oktober.
Aspek utama dari strategi China pemerintahan Biden adalah membangun aliansi di Asia.
AS telah meningkatkan kerja sama militer dengan negara-negara di Asia Pasifik dan bekerja untuk memperkuat Quad, sebuah kelompok yang terdiri dari AS, Jepang, Australia, dan India.
Hawks di Washington memandang Quad sebagai fondasi untuk aliansi potensial bergaya NATO di Asia.
Fokus Washington pada China ditunjukkan oleh peningkatan signifikan dalam aktivitas militer AS di wilayah tersebut.
Bulan lalu, peneliti China mengatakan penerbangan pengintaian AS di Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Laut Kuning meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada saat itu pada tahun 2021, AS telah melakukan lebih dari 2.000 serangan mendadak di perairan dekat pantai China, dibandingkan dengan hanya di bawah 1.000 pada tahun 2020.
Aktivitas AS tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.
Inisiatif Penyelidikan Laut China Selatan yang berbasis di Beijing melacak 94 pesawat mata-mata AS di Laut China Selatan pada November, jumlah serangan mendadak tertinggi dalam satu bulan sejak lembaga think tank mulai melacak penerbangan AS pada Juni 2019.
Sementara itu, media pemerintah China pada hari Kamis (16/12) yang dimuat di Global Times menyebut tindakan Jerman dalam mengirim fregat ke perairan regional dekat China hanya sebagai “oportunistik” dan “pencari perhatian”.
(Resa/Global Times/ZeroHedge)