ISLAMTODAY ID – Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk memperbarui lisensi Arab Saudi dalam menggunakan perangkat lunak kontroversial Pegasus dengan imbalan Riyadh membuka wilayah udaranya untuk penerbangan dari negara pendudukan, sebuah laporan baru mengungkapkan.
Menurut New York Times, meskipun penjualan perangkat lunak telah disetujui pada tahun 2017, setahun kemudian, sebuah komite etika menyerukan agar akses Saudi dihentikan.
Hal tersebut terjadi setelah ada laporan bahwa perangkat lunak tersebut telah digunakan untuk melacak dan membunuh kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi.
Namun, pada tahun 2019, Pegasus bangkit dan berjalan lagi, kata surat kabar itu. Ini terjadi pada saat Netanyahu sedang bernegosiasi untuk menormalkan hubungan dengan negara-negara Arab UEA dan Bahrain.
Kesepakatan kemudian ditandatangani pada September 2020.
“Ketika lisensi Saudi kedaluwarsa, Netanyahu secara pribadi melakukan intervensi,” ungkap New York Times, setelah menerima telepon dari Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, seperti dilansir dari MEMO, Jumat (28/1).
Bin Salman setuju untuk mengizinkan penggunaan ruang udara Saudi oleh pesawat dan penerbangan Israel menuju ke Israel, memperkuat kesepakatan normalisasi yang ditandatangani dengan tetangga Teluknya.
Menyusul panggilan telepon antara Bin Salman dan Netanyahu, Kementerian Pertahanan Israel memanggil perusahaan induk Pegasus – NSO Group – dan memerintahkan sistem Saudi untuk dihidupkan kembali, surat kabar itu menambahkan.
(Resa/MEMO/New York Times)