ISLAMTODAY ID – Presiden Rusia Vladimir Putin kalah dalam “perang informasi” di Ukraina, Direktur CIA Bill Burns mengatakan Kamis (10/3), menepis klaim Moskow bahwa Kyiv dapat menggunakan senjata kimia.
Berbicara pada sidang Komite Intelijen Senat tentang ancaman di seluruh dunia, Burns memperingatkan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata kimia, mengatakan tuduhan yang diajukan oleh Moskow untuk digunakan sebagai operasi bendera palsu “adalah sesuatu … sangat banyak bagian dari pedoman Rusia.”
“Selama bertahun-tahun saya habiskan sebagai diplomat karir, saya melihat terlalu banyak contoh di mana kita kehilangan perang informasi dengan Rusia,” ungkap Burns, seperti dilansir dari AA, Kamis (10/3).
“Dalam kasus ini, saya pikir kami memiliki banyak efek dalam mengganggu taktik dan perhitungan mereka dan menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa ini adalah agresi terencana dan tidak beralasan yang dibangun di atas kebohongan dan narasi palsu.”
“Ini adalah salah satu perang informasi yang menurut saya kalah dari Putin,” tambah kepala CIA.
Saksi lain di persidangan adalah Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, Direktur FBI Christopher Wray, Direktur Badan Intelijen Pertahanan Scott Berrier dan Jenderal Paul Nakasone, Komandan Komando Siber Amerika Serikat.
Haines menuduh pasukan Rusia beroperasi dengan “mengabaikan secara sembrono” demi keselamatan warga sipil di Ukraina.
Dia mengatakan komunitas intelijen AS tidak memiliki bukti bahwa Ukraina sedang mengejar senjata biologis atau nuklir.
“Kampanye pengaruh ini sepenuhnya konsisten dengan upaya lama Rusia untuk menuduh Amerika Serikat mensponsori pekerjaan senjata biologis,” di negara itu, tambahnya.
Sebelumnya pada hari itu, Gedung Putih menolak tuduhan dari Rusia bahwa AS memiliki laboratorium biowarfare di Ukraina, mempertahankan bahwa Moskow yang memiliki program senjata biologis.
Juru bicara Jen Psaki mengatakan tidak hanya Rusia memiliki “kapasitas” untuk menggunakan senjata kimia dan biologi tetapi juga memiliki “sejarah menggunakannya”.
“Pada saat ini kita harus membuka mata untuk kemungkinan itu,” ungkapnya kepada wartawan.
Peringatan itu muncul sebagai tanggapan atas klaim juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova yang mengatakan dokumen menunjukkan “komponen senjata biologis sedang dikembangkan di Ukraina.”
(Resa/AA)