ITD NEWS — China mengecam aksi pembakaran kitab suci Al Quran oleh politikus sayap kanan Swedia yang anti-Islam.
“China selalu menentang perilaku esktrem yang menyerang orang-orang berkeyakinan agama berbeda sehingga dapat memicu konflik antarmasyarakat,” demikian pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Rabu (20/4).
Menurut Wang Wenbin, kebebasan berbicara tidak boleh dijadikan alasan untuk mendiskriminasi ras atau budaya karena dapat menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
Kemlu China berpendapat bahwa tidak ada satu peradaban di dunia ini yang lebih unggul dari peradaban yang lainnya.
“Kami sangat menentang retorika diskriminatif terhadap agama dan peradaban tertentu,” jelas Wang Wenbin yang mengaku memantau perkembangan insiden pembakaran Al Quran oleh politikus anti-Islam Rasmus Paludan di Swedia tersebut.
Mewakili Kementerian Luar Negeri China menyerukan perbedaan peradaban antarmasyarakat diganti dengan pertukaraan peradaban.
“Diharapkan Swedia bisa mengambil pelajaran dari masalah ini dan bersungguh-sungguh menghormati keyakinan pemeluk agama Islam dan kelompok minoritas lainnya,” jelas Wang Wenbin dalam pengarahan pers rutin tersebut.
Kementerian Luar Negeri China juga berharap Swedia melindungi hak dan kepentingan umat Islam dan kelompok minoritas lainnya yang sah dan menyelaraskan antara pernyataan-pernyataan politikus dan otoritas di Swedia tentang penghormatan dan perlindungan kebebasan beragama dengan tindakan yang nyata.
Sumber: ANTARA