ITD NEWS — Rusia sedang merencanakan parade militer di kota Mariupol yang diperangi, kata dinas intelijen Ukraina, Rabu (4/5).
Parade tersebut akan diadakan di kota Ukraina tenggara pada tanggal 9 Mei bertepatan dengan Parade Hari Kemenangan Moskow, yang merayakan kemenangannya atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.
Mariupol “akan menjadi pusat perayaan”, ungkap Intelijen Militer Ukraina (GUR) dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Telegram.
“Jalan utama kota [sedang] segera dibersihkan, puing-puing dan mayat-mayat dibuang, serta amunisi yang tidak meledak,” tambahnya, seperti dilansir dari Euronews, Rabu (4/5).
GUR menggambarkan parade tersebut sebagai bagian dari “kampanye propaganda skala besar” oleh Rusia untuk mempengaruhi sekitar 120.000 orang yang tetap tinggal di kota yang dibom, yang sekarang sebagian besar berada di bawah kendali Rusia.
“Mereka menyembunyikan semua bukti kejahatan yang mereka lakukan,” ujar Walikota Mariupol Vadym Boychenko di televisi Ukraina.
“Mereka memberikan makanan kepada penduduk setempat sebagai imbalan atas pekerjaan mereka.”
Penonton di Rusia juga akan diperlihatkan cuplikan Mariupol yang bersukacita memiliki pasukan Rusia di kota mereka, lanjutnya.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu tidak mengkonfirmasi pawai akan berlangsung di Mariupol ketika ditanya tentang persiapan Hari Kemenangan negaranya, lapor AFP.
Namun dia mengatakan: “tahun ini, parade militer akan berlangsung di 28 kota Rusia”, menambahkan “hampir 65.000 orang, sekitar 2.400 jenis senjata dan peralatan militer dan lebih dari 460 pesawat akan dimobilisasi.”
Menurut GUR, Wakil Direktur Administrasi Kepresidenan Rusia Sergei Kirienko telah tiba di Mariupol untuk mempersiapkan parade.
“Misi utama pejabat Putin adalah mempersiapkan upacara 9 Mei,” bunyi pernyataan dinas intelijen.
Parade Hari Kemenangan, yang diadakan setiap tahun di Lapangan Merah Moskow, merupakan peristiwa penting di Rusia.
Persenjataan berat dan rudal akan dipajang, sementara pemimpin Rusia kemungkinan akan menggunakan podium untuk merayakan sejarah negaranya dan memperingatkan Barat di tengah perang di Ukraina.
(Resa/Euronews)