ISLAMTODAY ID-Mantan perdana menteri Inggris Tony Blair menyatakan bahwa negara Timur dapat setara dengan Barat.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern dan seiring berakhirnya dominasi global AS maka posisi Timur dan Barat akan setara.
Karena efek dari pandemi Covid-19 dan konflik di Ukraina, “untuk sebagian besar populasi Barat, standar hidup mengalami stagnasi,” Blair mencatat dalam kuliah tahunannya di Ditchley Foundation pada hari Sabtu (16/7).
“Politik Barat sedang kacau – lebih partisan, jelek, tidak produktif; dan didorong oleh media sosial”, yang memengaruhi urusan domestik dan internasional dengan alasan bahwa operasi militer Rusia di Ukraina “harus menjadi titik poros yang menghidupkan kembali misi [Barat] kami,” ungkap Blair.
Namun, menurut pria berusia 69 tahun, yang memimpin pemerintah Inggris dari 1997 hingga 2007, “perubahan geopolitik terbesar abad ini akan datang dari China, bukan Rusia.”
“Kita akan segera mengakhiri dominasi politik dan ekonomi Barat. Dunia setidaknya akan menjadi bi-polar dan mungkin multi-polar,” prediksinya, seperti dilansir dari RT, Ahad (17/7)
China, yang “sudah menjadi negara adidaya kedua di dunia”, akan bersaing dengan Barat “tidak hanya untuk kekuasaan tetapi juga melawan sistem kita, cara kita memerintah dan hidup”, politisi Partai Buruh itu memperingatkan. Beijing “tidak akan sendirian. Itu akan memiliki sekutu. Rusia sekarang pasti. Mungkin Iran.”
“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah modern bahwa Timur dapat sejajar dengan Barat,” tambahnya.
Mantan perdana menteri mengatakan peristiwa di Ukraina telah memperjelas bahwa Barat “tidak dapat mengandalkan kepemimpinan China untuk berperilaku dengan cara yang kita anggap rasional. Jangan salah paham. Saya tidak mengatakan dalam waktu dekat bahwa China akan berusaha mengambil [pulau yang diperintah sendiri] Taiwan dengan paksa. Tetapi kami tidak dapat mendasarkan kebijakan kami pada kepastian bahwa itu tidak akan terjadi.”
Agar tetap relevan di lingkungan baru, Barat perlu mengembangkan strategi bersama, “dikejar dengan koordinasi, komitmen, dan kompetensi”.
Lebih lanjut, Blair menyimpulkan bahwa barat harus memperhatikan pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi untuk “mempertahankan superioritas militer” sembari memperluas apa yang disebut “kekuatan lunak” dengan membangun hubungan dengan negara-negara berkembang.
(Resa/RT)