ISLAMTODAY ID-Korea Utara pada hari Selasa (8/11) kembali mengecam Amerika Serikat, dengan keras menolak tuduhan bahwa Pyongyang telah memasok amunisi artileri kepada pasukan Rusia untuk perang di Ukraina.
Sebuah pernyataan di KCNA membantah tuduhan itu dengan alasan yang “tidak berdasar” dan mengaitkannya dengan Washington yang menyebarkan desas-desus dan propaganda.
“Baru-baru ini, AS terus-menerus menyebarkan ‘rumor perdagangan senjata’ yang tidak berdasar antara DPRK dan Rusia,” ungkap wakil direktur urusan luar negeri militer Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara.
Pernyataan itu menambahkan bahwa itu adalah bagian dari “upaya permusuhan AS yang sedang berlangsung untuk menodai citra DPRK di arena internasional.”
Ketegangan di sekitar semenanjung Korea yang terbagi berada pada titik didih atas rekor jumlah peluncuran rudal pekan lalu dari utara, dan latihan perang gabungan AS-Korea Selatan yang dianggap sebagai provokasi.
“Kami sekali lagi menjelaskan bahwa kami tidak pernah melakukan ‘transaksi senjata’ dengan Rusia dan bahwa kami tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan,” tambah pernyataan dari Pyongyang, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (9/11).
Para pejabat AS telah mengutip laporan intelijen yang menuduh transfer amunisi Korea Utara ke Rusia adalah tanda keputusasaan terbaru di tengah menipisnya amunisi Rusia setelah enam bulan perang di Ukraina.
Pekan lalu, pejabat dan juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada CNN, “Pada bulan September, (Republik Demokratik Rakyat Korea) secara terbuka membantah bahwa mereka bermaksud memberikan amunisi ke Rusia.”
“Namun, informasi kami menunjukkan bahwa DPRK secara diam-diam memasok sejumlah besar peluru artileri untuk perang Rusia di Ukraina, sambil mengaburkan tujuan sebenarnya dari pengiriman senjata dengan mencoba membuatnya tampak seolah-olah dikirim ke negara-negara di Timur Tengah atau Afrika Utara.”
Pada musim panas hingga awal September, media Barat secara luas melaporkan tuduhan bahwa Korea Utara mengirimkan senjata ke militer Rusia, termasuk jutaan roket dan peluru artileri.
Lebih lanjut, Barat klaim bahwa Pyongyang bersedia mengirim 100.000 tentaranya untuk membantu Rusia di Ukraina.
Sementara tuduhan itu tidak pernah mendapat konfirmasi, Pentagon dan intelijen AS terus menyembunyikan kecurigaan atas pengiriman senjata dan amunisi rahasia yang besar.
(Resa/ZeroHedge)