ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul VP Harris To Visit Disputed South China Sea Area After She Briefly Met With Xi.
Wakil Presiden Kamala Harris akan mengunjungi sebuah pulau Filipina di Laut China Selatan.
Untuk diketahui, LCS merupakan sengketa maritim antara China dan beberapa negara Asia Tenggara yang semuanya memiliki klaim yang tumpang tindih.
Harris akan menjadi pejabat tertinggi AS yang mengunjungi provinsi Palawan di Filipina, yang terletak tepat di luar sembilan garis putus-putus yang diklaim Beijing di Laut China Selatan.
Kunjungan tersebut jelas dimaksudkan sebagai pesan ke China, dan Harris dijadwalkan untuk mengunjungi salah satu kapal patroli terbesar penjaga pantai Filipina, di mana dia akan menyampaikan pidato.
China dan Filipina terkadang mengalami kebuntuan maritim di dekat terumbu karang yang disengketakan di Laut China Selatan, dan AS sering mengingatkan Beijing bahwa mereka adalah sekutu perjanjian Manila.
AS telah secara eksplisit memperingatkan Beijing bahwa serangan terhadap kapal-kapal Filipina di wilayah tersebut akan memicu Perjanjian Pertahanan Bersama tahun 1951 antara Washington dan Manila, yang berarti AS mengancam untuk berperang dengan China atas sengketa maritim.
Harris tiba di Manila pada hari Ahad (19/11) dan akan mengunjungi Palawan pada hari Selasa (22/11).
Menurut seorang pejabat administrasi Biden, pada hari Senin (21/11), Harris akan bertemu dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr. untuk pembicaraan yang akan difokuskan dalam memperkuat aliansi AS-Filipina.
Wakil Presiden AS bertemu sebentar dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Sabtu (18/11).
Lebih lanjut, AP menggambarkan bahwa dia “berbicara singkat dengan pemimpin China Xi Jinping pada hari Sabtu dalam langkah lain untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka antara dua ekonomi terbesar.”
“Harris dan Xi bertukar komentar pada hari Sabtu saat menuju pertemuan tertutup di KTT forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik di Bangkok,” ungkap laporan tersebut, seperti dilansir dari ZeroHedge, Selasa (22/11)
Harris juga akan mencari dorongan dalam hubungan ekonomi dengan Manila.
Gedung Putih merilis lembar fakta pada Ahad (20/11) malam yang menguraikan inisiatif yang akan menjadi fokus wakil presiden, termasuk Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA), sebuah pakta militer antara AS dan Filipina yang ditandatangani pada tahun 2014.
EDCA dimaksudkan untuk meningkatkan Perjanjian Pertahanan Bersama dan Perjanjian Kunjungan Pasukan 1999, yang menguraikan aturan untuk pasukan AS yang ditempatkan di negara tersebut.
Di bawah EDCA, AS dapat merotasi pasukan ke Filipina untuk penempatan jangka panjang dan membangun fasilitas militer untuk digunakan pasukan AS dan Filipina.
AS ingin memperluas fasilitas militer menggunakan EDCA.
Gedung Putih mengatakan bahwa lokasi gedung baru telah “diidentifikasi untuk memungkinkan Amerika Serikat dan Filipina terus bekerja sama untuk mencapai tujuan yang disepakati di bawah EDCA.”
(Resa/ZeroHedge)