ISLAMTODAY ID-Perdana Menteri Belanda Mark Rutte telah secara resmi meminta maaf atas peran yang dimainkan Belanda dalam memungkinkan perbudakan selama setidaknya 250 tahun.
Keterlibatan Belanda dalam perbudakan berjalan seiring dengan perluasan kepentingan kolonial dan perdagangannya di seluruh dunia pada abad ke-17.
“Selama berabad-abad negara Belanda dan perwakilannya telah memungkinkan dan mendorong perbudakan dan mengambil keuntungan darinya.”
“Benar bahwa tidak seorang pun yang hidup hari ini menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan…(namun) negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan luar biasa yang telah dilakukan terhadap mereka yang diperbudak dan keturunan mereka,” ungkap Rutte, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (20/12).
Inilah fakata keterlibatan Belanda dalam perdagangan budak:
‘Zaman Keemasan’ dalam kolonialisme Belanda
Keterlibatan Belanda dalam perbudakan berjalan seiring dengan perluasan kepentingan kolonial dan perdagangannya di seluruh dunia pada abad ke-17, yang disebut di Belanda sebagai “Zaman Keemasan”.
Setelah pendirian perusahaan perdagangan Dutch East India Company (VOC) pada tahun 1602 dan Dutch West India Company (WIC) beberapa tahun kemudian, perdagangan, termasuk budak, berkembang pesat.
Belanda dan kota-kotanya seperti Amsterdam menjadi sangat kaya dan kekayaan membantu mendanai ledakan seni dan budaya yang menghasilkan seniman seperti Rembrandt.
Perampokan signifikan pertama Belanda ke dalam perbudakan dimulai pada 1634 ketika seribu budak awal diculik dari Gold Coast (sekarang Ghana) ke Brasil oleh WIC untuk bekerja di perkebunan.
Pada tahun yang sama WIC merebut Curacao, yang dengan cepat menjadi pusat perdagangan budak.
Selain itu, pada 1667 Belanda merebut Suriname di pantai timur laut Amerika Selatan, yang berkembang menjadi koloni perkebunan dan sangat bergantung pada tenaga kerja budak dari Afrika.
Sekitar 200.000 budak dibawa ke Suriname dan total sekitar 650.000 ke “Dunia Baru”.
Perbudakan di Indonesia
Keterlibatan Belanda dalam perdagangan budak di Samudera Hindia dan Asia kurang diteliti dengan baik, tetapi sama pentingnya, kata para ahli.
Budak dibawa dari Madagaskar modern ke Cape Town.
Sementara itu, di Hindia Belanda (Indonesia) perdagangan budak berkembang pesat dengan orang-orang yang ditangkap dari anak benua India.
Penghapusan Perbudakan
Belanda adalah salah satu negara terakhir yang menghapus perbudakan pada 1 Juli 1863.
Namun, butuh satu dekade lagi di Suriname karena harus ada transisi wajib 10 tahun dan banyak budak harus terus melayani tuannya sampai tahun 1873.
Kelompok kepentingan di Belanda mengatakan bahwa 1 Juli tahun depan adalah tanggal yang tepat untuk permintaan maaf karena tepat 150 tahun sejak perbudakan di Karibia benar-benar dihapuskan.
“Dalam pidato saya tentang peran Belanda dalam sejarah perbudakan, saya atas nama pemerintah meminta maaf atas tindakan Negara Belanda di masa lalu,” ungkap Mark Rutte (@MinPres) 19 Desember 2022.
Gagasan Permintaan Maaf Belanda
Isu permintaan maaf Belanda telah beredar selama bertahun-tahun tetapi langkah konkret akhirnya diambil tahun lalu.
Sebuah laporan setebal 272 halaman oleh sebuah komisi merekomendasikan agar negara Belanda mengakui perbudakan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan meminta maaf.
Kritikus mengatakan tanggal pengumuman Rutte pada Senin, 19 Desember sewenang-wenang.
Di sisi lain, penyiar publik nasional NOS mengatakan alasan pemerintah “pragmatis” adalah bahwa keberadaan para menteri.
Badan Riset I&O menemukan bahwa dalam jajak pendapat di antara 1.457 responden Belanda dari semua latar belakang, hanya sekitar 40 persen yang mendukung gagasan permintaan maaf.
(Resa/TRTWorld)