ISLAMTODAY ID-Menteri pertahanan Rusia laporkan bahwa NATO telah mengirim perwira staf NATO dan spesialis lainnya ke garis depan konflik Ukraina.
“Angkatan bersenjata Rusia saat ini sedang menghadapi pasukan sekutu Barat,” ungkap Shoigu pada hari Rabu (21/12) dalam pertemuan para komandan militer di Moskow, seperti dilansir dari RT, Rabu (21/12)
“AS dan sekutunya memasok senjata kepada rezim Kiev, melatih tentaranya, menyediakan intelijen, mengirim penasihat dan tentara bayaran, dan mengobarkan perang informasi dan sanksi terhadap kami.”
Shoigu mengatakan negara-negara NATO sejauh ini telah menghabiskan lebih dari $97 miliar atau Rp 1.510 triliun (22/12) untuk pengiriman senjata.
Langkah tersebut untuk menebus apa yang dia gambarkan sebagai “kerugian besar” yang diderita militer Ukraina.
“Petugas staf NATO, personel artileri dan spesialis lainnya hadir di zona operasi tempur,” tambah menteri pertahanan.
Lebih dari 500 satelit bekerja untuk memberikan intelijen kepada militer Ukraina, yang hanya 70 di antaranya murni militer dan sisanya memiliki tujuan ganda, menurut Shoigu.
Sementara itu, beberapa pejabat Barat, dari Presiden AS Joe Biden dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, telah mengatakan mendukung Ukraina untuk melemahkan Rusia.
Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa Moskow tidak boleh dibiarkan menang.
Namun, di sisi lain AS bersikeras bahwa mereka bukan pihak dalam konflik.
Militer AS saja telah memberikan $20 miliar atau Rp 311 triliun (22/12) dalam bentuk “bantuan keamanan” ke Kiev sejak Februari.
Pengiriman senjata awal antara lain senjata kecil dan rudal anti-tank dan anti-pesawat portabel.
Lebih lanjut, negara-negara NATO juga mengirim tank Ukraina, jet tempur, drone, artileri roket dan tabung, serta pertahanan udara yang lebih kompleks.
Rusia telah berulang kali memperingatkan AS dan sekutunya bahwa pengiriman semacam itu dapat menyebabkan konfrontasi langsung antara Moskow dan NATO.
Selain itu, Rusia juga menuduh Barat memperpanjang konflik dan menyebabkan kematian yang tidak perlu di Ukraina.
(Resa/RT)