ISLAMTODAY ID-Menteri luar negeri Italia Antonio Tajani mengatakan bahwa Uni Eropa tidak memiliki kebijakan luar negeri atau pertahanan yang nyata.
Pada hari Rabu (24/1/2023), dia mengungkapkan pada surat kabar La Stampa terkait pemimpin Uni Eropa.
” Uni Eropa membutuhkan pemimpin yang kuat, mirip dengan mantan kanselir Jerman Angela Merkel, agar suaranya didengar di panggung global”, ujarnya seperti dilansir dari RT, Rabu (25/1/2023).
“Terlalu banyak kecemburuan, terlalu banyak pemimpin,” ungkap Antonio Tajani.
Pada akhirnya Uni Eropa hanya melayani AS alih-alih mengejar kepentingannya sendiri.
Bahkan Jerman sebagai negara [anggota] terkuat, gagal memaksakan diri dan seorang Merkel hilang.
Ketika ditanya apakah menurutnya UE “terlalu lemah”, yang dia jawab dengan menjelaskan bahwa “Eropa [sic] tidak memiliki kebijakan luar negeri atau pertahanan yang nyata… Kami selalu mengejar Amerika,”
Selain itu, dia juga menambahkan bahwa hal ini telah terjadi sejak 1954 [ketika Komunitas Pertahanan Eropa runtuh].
Dia melanjutkan dengan bersikeras bahwa UE melakukan segala daya untuk mencegah eskalasi konflik Rusia-Ukraina.
“Baik NATO maupun Eropa, yang memiliki kewajiban untuk membantu Ukraina, tidak berperang dengan Rusia,” ujar Tajani menyatakan, mengungkapkan harapannya bahwa, apa yang disebutnya, “pernyataan agresif” yang datang dari Kremlin hanyalah “propaganda” dan bahwa tidak ada keinginan nyata untuk menaikkan nada konfrontasi.
Menteri berpendapat bahwa meskipun penting untuk terus mengirim senjata ke Ukraina.
Di sisi lain, penting juga mencari penyelesaian damai atas konflik yang telah berkecamuk sejak Februari lalu, atau setidaknya membuat gencatan senjata.
Tajani menggambarkan dirinya sebagai “tidak optimis tentang waktu dekat” sambil percaya “tidak ada gunanya menyerah,” menambahkan bahwa dia telah meminta Türkiye melakukan semua yang dapat dilakukan untuk mengatur negosiasi antara Moskow dan Kiev.
Meskipun Rusia telah berulang kali menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk negosiasi dengan Kiev, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky telah menandatangani undang-undang yang secara hukum melarang Kiev melakukan negosiasi dengan Moskow selama Vladimir Putin tetap berkuasa.
(Resa/TRTWorld)