ISLAMTODAY ID – Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Maliki ungkap respon pemerintahannya terkait langkah-langkah hukuman standar ganda Barat.
Pasalnya, Barat memberikan sanksi terhadap Rusia atas operasi militer khususnya di Ukraina sementara sama sekali mengabaikan pendudukan Ilegal Israel di Tepi Barat dan kekerasannya terhadap rakyat Palestina.
“Orang Eropa dan Amerika, mereka menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas peristiwa yang terjadi di Krimea, sementara mereka menahan diri untuk tidak mengambil tindakan apa pun terhadap Israel, yang telah menduduki wilayah Palestina selama 55 tahun terakhir. Dan kami telah meminta kepada masyarakat internasional untuk menjatuhkan sanksi dan tindakan hukuman terhadap Israel atas pendudukan mereka atas tanah kami. Jadi jelas, ini benar-benar mencerminkan standar ganda yang tidak benar-benar kami terima,” ungkap al-Maliki, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (6/2/2023).
Palestina, khususnya, mencatat kata-kata dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh negara-negara di seluruh dunia sehubungan dengan peningkatan baru-baru ini dalam hubungan negara itu dengan Israel.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa Barat telah menyatakan belasungkawa atas penembakan di Yerusalem yang menewaskan beberapa orang Israel sementara memilih untuk tidak menyebutkan serangan mematikan Israel di kamp pengungsi Jenin.
“Kami melihat bahasa ganda ketika datang ke serangan yang dilakukan oleh orang Israel terhadap kami, insiden vis-a-vis ketika individu Palestina menyerang beberapa orang Israel. Mereka menggunakan deskripsi yang sama ketika menggambarkan kami, orang Palestina, yang digunakan orang Israel. Sementara ketika mengenai serangan oleh Israel, mereka hanya berbicara tentang perlunya de-eskalasi, tetapi mereka tidak pernah secara langsung mengutuk Israel,” ungkap al-Maliki kepada Sputnik.
Pada 26 Januari, setidaknya sembilan warga Palestina tewas dan 20 lainnya luka-luka akibat serangan Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat.
Keesokan harinya, tujuh orang Israel tewas dalam dugaan penembakan teroris di Yerusalem, dan dua lainnya dalam penembakan di sebuah situs arkeologi di kota itu sehari setelahnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Israel dan Tepi Barat dari 30-31 Januari di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua pihak.
Diplomat tinggi AS mendesak Israel dan Palestina untuk memastikan penurunan ketegangan dalam hubungan bilateral mereka, tetapi akhirnya meninggalkan wilayah itu tanpa menawarkan tindakan nyata apa pun untuk mengakhiri kekerasan, kata al-Maliki kepada Sputnik.
(Resa/Sputniknews)