ISLAMTODAY ID-Laporan Al-Jazeera mengabarkan terjadi baku tembak antara Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabkah yang diperebutkan pada 11 April, mengakibatkan kematian di kedua sisi.
Sebanyak 7 orang tentara tewas selama bentrokan bersenjata, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas provokasi tersebut
Kementerian pertahanan dari kedua negara mengeluarkan pernyataan pada Selasa (11/4/2023) sore yang mengatakan pasukan mereka sendiri telah tewas dalam bentrokan di dekat Koridor Lachin yang diperebutkan sambil menyalahkan pihak lawan yang memulai permusuhan.
“Posisi tentara Armenia yang dikerahkan di dekat pemukiman Dyg [di perbatasan bersama negara] melepaskan tembakan hebat ke posisi tentara Azerbaijan,” ungkap kementerian pertahanan Azerbaijan, seperti dilansir dari The Cradle, Selasa (11/4/2023)
“Ada yang tewas dan terluka di antara pasukan Azerbaijan.”
Sebaliknya, kementerian pertahanan Armenia menyalahkan Azerbaijan karena memulai kekerasan.
Reuters melaporkan bahwa 3 tentara Azerbaijan dan 4 tentara Armenia tewas dalam bentrokan di dekat Koridor Lachin yang diperebutkan, jalan strategis menuju Nagorno-Karabakh dari Armenia yang melintasi wilayah Azeri.
Warga Azerbaijan yang mengaku sebagai pengunjuk rasa lingkungan telah memblokir rute tersebut sejak akhir tahun lalu.
Armenia menyebut mereka agitator yang didukung pemerintah dan mengklaim blokade tersebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan.
Kedua bekas Republik Soviet itu telah berperang berkali-kali selama 35 tahun terakhir untuk menguasai Nagorno-Karabakh.
Untuk diketahui, Nagorno-Karabakh merupakan rumah bagi sebagian besar etnis Armenia tetapi diklaim oleh Azerbaijan.
Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, separatis etnis Armenia di Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan.
Sekitar 30.000 orang tewas dalam konflik berikutnya.
Pertempuran signifikan meletus pada tahun 2020. Ribuan orang terbunuh, dan Azerbaijan memenangkan wilayah baru yang signifikan sebelum Moskow mengirim penjaga perdamaian ke wilayah tersebut.
Bulan lalu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengklaim bahwa “masalah mendasar” tetap ada di antara kedua negara karena “Azerbaijan berusaha mengajukan klaim teritorial, yang merupakan garis merah bagi Armenia.”
“Pashinyan juga mengklaim bahwa retorika Azerbaijan menjadi semakin agresif setiap hari,” ungkap Pashinyan.
Dia lebih lanjut menambahkan bahwa gangguan baru-baru ini dari Baku di sepanjang Koridor Lachin telah berlangsung selama beberapa bulan, menganggap tindakan ini sebagai persiapan untuk “pembersihan etnis Armenia.”
(Resa/The Cradle)