(IslamToday ID) – Presiden Iran Ebrahim Raisi memulai tur ke Amerika Latin pada Ahad (11/6/2023) dengan mengunjungi Venezuela, Nikaragua dan Kuba dalam upaya menentang dominasi negara Barat.
Kunjungan kenegaraan ini ditemani oleh beberapa menteri negara Iran, seperti menteri luar negeri, perminyakan, pertahanan, dan kesehatan.
“Posisi umum Iran dan ketiga negara adalah menentang sistem dominasi dan menghadapi unilateralisme,” ungkap Raisi, seperti dilansir dari MEE, Senin (12/6/2023).
“Selain hubungan politik, Iran juga telah menjalin kerja sama yang baik dengan negara-negara tersebut di bidang energi, industri, pertanian, iptek, serta kedokteran dan pengobatan,” ujar Raisi.
Perjalanan itu menandai kunjungan ke-13 Raisi ke luar negeri sejak menjabat sebagai presiden.
Hubungan Iran-Venezuela
Kunjungan ini diawali dengan bertemu Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Ikatan terdekat yang dimiliki Iran di Amerika Selatan sendiri adalah dengan Venezuela.
Tahun lalu, Maduro melakukan perjalanan ke Iran dan menandatangani kesepakatan 20 tahun mengenai sektor energi dan keuangan kedua negara, dan berjanji untuk bekerja sama dalam proyek-proyek terkait pertahanan.
Untuk diketahui, Venezuela dan Iran adalah dua negara penghasil minyak utama dan keduanya merupakan anggota kartel minyak OPEC, yang merupakan rumah bagi cadangan minyak mentah terbesar di dunia.
Namun, sanksi AS telah melumpuhkan ekonomi mereka dan menghalangi sebagian besar kemampuan mereka untuk mengekspor minyak mentah. Pada akhirnya mereka membuat kesepakatan minyak mereka sendiri.
Pada tahun 2021, mereka mencapai kesepakatan untuk menukar minyak yang sangat ringan Iran (kondensat) dengan minyak mentah berat Venezuela.
Pada tahun 2022, negara-negara tersebut juga membuat kesepakatan dalam mengoperasikan penerbangan langsung dari/ke Caracas dan Teheran untuk mempromosikan pariwisata dan persatuan kedua negara.
Iran dan Nikaragua
Hubungan Iran dengan Nikaragua berawal pada tahun 1980-an selama urusan Iran-Contra, ketika pemerintahan Presiden AS Ronald Reagan diam-diam memfasilitasi penjualan senjata ke Iran – yang berada di bawah embargo senjata – untuk mendanai pemberontak sayap kanan di Nikaragua yang berusaha untuk menggulingkan pemerintahan Sandinista yang dipimpin oleh Daniel Ortega.
Skandal itu terjadi pada saat intervensionisme AS di Amerika Latin terhadap kelompok kiri, dan Iran mengembangkan hubungan dengan pemerintah Ortega.
Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengunjungi Nikaragua dan bertemu dengan Ortega pada 2007, dan kedua pemimpin itu mengatakan bahwa mereka memiliki kepentingan dan musuh yang sama.
Hubungan Iran-Kuba
Bulan lalu, delegasi Kuba mengunjungi Iran dan menandatangani lebih dari 10 perjanjian yang mencakup kerja sama di bidang kesehatan, perdagangan, pertanian, dan olahraga.
Teheran dan Havana telah bekerja sama dalam sejumlah proyek, termasuk program bersama untuk memproduksi vaksin melawan virus Covid-19.
“Pemerintah AS hanya memikirkan kepentingannya sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Kami telah membayar mahal untuk kemerdekaan politik kami dan kami akan menjaganya,” ungkap Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel. [res]