(IslamToday ID) – Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengatakan Prancis meminta undangan untuk hadir ke KTT BRICS pada Agustus di Afrika Selatan.
Apabila pengajuan diterima, Prancis akan menjadi negara G7 pertama yang menghadiri pertemuan puncak BRICS.
Colonna mengungkapkan bahwa dia telah memberi tahu Pretoria tentang “minat” Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menghadiri konferensi sebagai pengamat.
“Saya memberi tahu rekan saya… tentang ketersediaan dan minat presiden dalam mengejar dialog yang dipertahankan Prancis dengan BRICS,” ungkap Colonna, seperti dilansir dari RT, Rabu (21/6/2023).
Untuk diketahui, KTT ke-15 kelompok BRICS dari negara berkembang besar – Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan – akan diadakan di Johannesburg dari 22 hingga 24 Agustus.
Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Pandor yakin partisipasi Prancis akan menjadi inovasi dalam model partisipasi BRICS saat ini yang akan memperkuat jangkauan global forum BRICS.
Namun, dia mengatakan keputusan itu ada di tangan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa yang merupakan ketua blok tersebut saat ini.
Selama panggilan telepon dengan Ramaphosa awal bulan ini, Macron dilaporkan menyebutkan kemungkinan menerima undangan untuk menghadiri KTT BRICS di Johannesburg.
Ramaphosa dijadwalkan melakukan perjalanan ke Paris akhir pekan ini untuk pertemuan puncak tentang pakta pembiayaan global baru pada 22 dan 23 Juni.
Hubungan Prancis & Rusia
Sementara itu, hubungan Macron dengan anggota BRICS Rusia sangat tegang.
Presiden Prancis menuduh Moskow menyebarkan propaganda anti-Prancis di negara-negara Afrika, di mana Paris telah kehilangan pengaruhnya dalam beberapa tahun terakhir.
Macron juga menyerukan pembicaraan damai di Ukraina dan telah memposisikan dirinya sebagai mediator potensial.
Meskipun, Prancis terus mengirim senjata berat ke Kiev dan mendukung rencana perdamaian rancangan Ukraina yang ditentang keras oleh Rusia.[res]