(IslmToday ID)—Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan pertemuan menteri luar negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berikutnya akan diadakan pada 31 Juli untuk membahas penodaan Al-Qur’an di Swedia dan Denmark.
Awal pekan ini, Irak mengundang OKI untuk mengadakan pertemuan darurat para menteri luar negeri di Baghdad untuk membahas aksi pembakaran Alquran di Eropa.
“Menindaklanjuti proposal bersama dari menteri luar negeri Iran dan Irak, dan mengikuti kontak (Menteri Luar Negeri Iran) Hossein Amirabdollahian dengan negara-negara Islam dan mengirimkan pesan kepada mereka dan percakapan dengan Sekretaris Jenderal OKI dan surat yang dikirim ke Sekretaris Jenderal organisasi itu,” ungkap Kanaani.
“Organisasi ini setuju untuk mengadakan pertemuan luar biasa para menteri luar negeri pada Senin, 31 Juli, dan akan membahas dan menyelidiki masalah penghinaan Al-Qur’an di Swedia dan Denmark,” ungkap Kanaani mengatakan pada konferensi pers.
Pada hari Selasa (25/7/2023), anggota kelompok ekstremis Patriot Denmark mengadakan unjuk rasa membakar Al-Qur’an di luar Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen.
Melansir dari Sputniknews, Rabu (26/7/2023) bahwa media AS melaporkan lima anggota kelompok itu juga membakar Al-Qur’an di dekat kedutaan Mesir di Kopenhagen.
Pada hari Senin (24/7/2023), anggota kelompok ekstremis Patriots Denmark membakar salinan Al-Qur’an di depan kedutaan Irak di Kopenhagen setelah pengunjuk rasa melakukan hal yang sama Jumat lalu.
Tindakan tersebut disiarkan di media sosial, dengan pemerintah Denmark kemudian mengutuknya sebagai provokasi.
Menteri Luar Negeri Denmark Lars Loekke Rasmussen mengatakan Selasa (25/7/2023) bahwa ia membahas insiden pembakaran Al-Quran dengan timpalannya dari Irak, Fuad Hussein, melalui telepon.
Langkah itu dia lakukan setelah menegaskan kembali “kecaman Denmark atas tindakan memalukan yang dilakukan oleh beberapa individu” dan “menekankan bahwa semua protes harus dilakukan tetap damai.”
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Selasa bahwa Ankara mengutuk penodaan Al-Qur’an di Denmark.
Lebih lanjut, Turki menambahkan fakta bahwa otoritas Denmark terus-menerus menutup mata terhadap serangan ini dan memberikan perlindungan terhadap provokasi ini.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak menyadari konsekuensi mengerikan apa yang dapat mereka pimpin.
Selain itu, Turki juga mendesak Kopenhagen untuk mengambil tindakan untuk mencegah tindakan ini di masa depan.
Pekan lalu, polisi Swedia memberi lampu hijau kepada imigran Irak Salwan Momika untuk melakukan protes pembakaran Al-Qur’an lagi. Tindakan sebelumnya pada bulan Juni memicu kemarahan di banyak negara Muslim.
Ratusan pengunjuk rasa Irak menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad menjelang aksi Momika, yang berlangsung Kamis lalu di depan kedutaan Irak di Stockholm.
Pada akhirnya, pria berusia 37 tahun itu menginjak mushaf Al Quran miliknya namun tidak membakarnya.
Pada tanggal 28 Juni, hari pertama hari raya Idul Adha, sebuah protes terjadi di luar masjid utama Stockholm, di mana sebuah Alquran dibakar setelah polisi Swedia mengizinkan demonstrasi tersebut.
Pada saat itu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan otorisasi itu sah tetapi tidak pantas.
Demonstrasi serupa terjadi di Swedia pada bulan Januari, ketika politisi sayap kanan Denmark Rasmus Paludan membakar kitab suci umat Islam di depan kedutaan Turki.(res)