(IslamToday ID)—Investasi dari Taiwan ke Asia Selatan dan blok ASEAn ternyata telah melampaui modal yang investasi negara itu ke China, situasi ini terjadi karena ketegangan lintas selat dan krisis ekonomi yang saat ini membebani bisnis China.
Investasi Taiwan di Bangladesh, Bhutan, India, Pakistan, Sri Lanka, dan 10 negara Asia Tenggara (ASEAN) – ditambah Australia dan Selandia Baru – mencapai gabungan US$2,126 miliar dalam enam bulan pertama tahun ini, ungkap wakil menteri urusan ekonomi Taiwan Chen Chern-chyi.
“Di bawah reorganisasi rantai pasokan global, negara-negara Asia Tenggara dan India telah menjadi tujuan penting bagi semua negara,” kata Chen pada Forum Kemitraan Investasi Strategis Taiwan-ASEAN-India di Taipei.
Sebenarnya, Investor sebagian besar lebih menyukai China daratan selama 40 tahun terakhir karena kedekatannya dengan Taiwan karena memiliki bahasa yang sama dan tenaga kerja yang relatif murah.
Tetapi kenaikan biaya selama bertahun-tahun, kerugian pasar properti baru-baru ini, dan pemulihan ekonomi pasca-Covid yang tidak merata di China telah membuat kondisi bisnis memburuk.
Gangguan pada produksi dan logistik di China elama pandemi virus corona mendorong pencarian untuk negara yang lebih baik, sementara ketegangan AS-China yang memburuk telah mendorong beberapa investor untuk beralih ke rantai pasokan yang sejalan dengan Barat.
Ketegangan di Selat Taiwan dalam beberapa tahun terakhir juga menimbulkan kekhawatiran tambahan atas risiko gangguan rantai pasokan.
Sejak 2016, Taiwan telah mendorong Kebijakan Arah Selatan Baru, yang bertujuan untuk memperluas jalur investasi, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan dengan Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok daratan.
Negara-negara yang dicakup oleh kebijakan tersebut termasuk 18 negara yang menarik lebih banyak investasi Taiwan daripada China daratan pada semester pertama tahun ini.
Sebagai contoh, India dan sebagian Asia Tenggara menawarkan tanah yang lebih murah, tenaga kerja yang melimpah, dan kebijakan yang memungkinkan lebih banyak investasi asing, kata para analis.
Di Asia Tenggara, Vietnam menjadi pelopor dalam enam bulan pertama tahun ini dengan US$352,4 juta yang diinvestasikan dari Taiwan, naik dari US$143,4 juta pada paruh pertama tahun 2022.
Orang Taiwan sekarang berkembang dan mereka memiliki komunitas besar di Vietnam dengan raksasa elektronik Foxconn telah mengoperasikan jalur perakitan di Vietnam dan terdapat pula ribuan pabrik Taiwan lainnya yang membuat garmen, furnitur, dan mesin.
“Vietnam menjadi daya tarik besar bagi investor Taiwan selama dekade terakhir,” kata Adam McCarty, kepala ekonom Mekong Economics di Hanoi.
Alih-alih mengelompokkan beberapa pabrikan besar seperti yang telah mereka lakukan di masa lalu, “orang Taiwan sekarang berkembang dan mereka memiliki komunitas besar di sini (Vietnam)”, tambahnya.
Selain itu Investasi Taiwan juga mengalir ke Indonesia, kekayaan mineral serta lokasi pabrik, membuat jumlah investai melonjak menjadi US$143,7 juta pada paruh pertama tahun 2023, naik dari US$118,7 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022. [sya]