(IslamToday ID)—Seorang guru di sekolah di India telah melakukan perlakuan yang merendahkan terhadap seorang murid Muslim berusia tujuh tahun di dalam kelas.
Guru tersebut meminta teman-teman sekelasnya untuk menampar dan memintanya agar dia diusir karena agamanya.
Video yang muncul pada hari Jumat (25/8/2023) tersebut menunjukkan Trapta Tyagi, sang guru di sekolah di Uttar Pradesh, negara bagian paling padat penduduknya di India, membuat komentar yang bernuansa Islamofobia selain mendorong murid-murid lain untuk menamparnya lebih keras.
Suara laki-laki di belakang terdengar setuju dengan guru tersebut.
“Saya telah menyatakan bahwa semua anak Muslim harus pergi,” terdengar Tyagi mengatakan dalam video tersebut, seperti dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (26/8/2023).
“Anda benar, ini merusak pendidikan,” terdengar suara laki-laki itu berkata sambil korban berdiri di depan kelas, menangis dan ketakutan.
Untuk diketahui, Muslim sekitar seperlima dari populasi 235 juta penduduk Uttar Pradesh.
Orang tua dari Mohammad Altamash, anak laki-laki berusia tujuh tahun tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa insiden tersebut terjadi pada hari Kamis (24/8/2023) di Sekolah Umum Neha di desa Kubbapur, 30km dari kota Muzaffarnagar.
“Kemarin, anak saya pulang menangis,” ungkap Rubina, ibunya.
“Dia mengalami trauma. Ini bukan cara Anda memperlakukan anak-anak.”
Menurut ayahnya, Mohammad Irshad, guru tersebut menginstruksikan mereka (teman sekelas) untuk menampar anak saya satu per satu.
Guru itu membenarkan tindakannya dengan mengatakan anak saya tidak menghafal pelajarannya.
“Anak saya pintar dalam pelajarannya. Dia mengambil les. Kami gagal memahami mengapa guru tersebut memperlakukan anak kami seperti ini. Sepertinya guru tersebut penuh dengan kebencian,” tambahnya, yang berusia 42 tahun.
Polisi di India telah meminta pengguna media sosial untuk tidak membagikan video tersebut, sehingga memicu berbagai pengguna untuk menghapusnya dari akun mereka.
Irshad, seorang petani, mengatakan bahwa perlakuan buruk terhadap putranya adalah hasil dari “kebencian yang sedang disebarkan terhadap umat Muslim di negara ini”, seperti yang tercermin dari komentar sang guru dalam video tersebut.
Rubina menambahkan bahwa guru tersebut dilaporkan memiliki kebiasaan membuat murid-muridnya ditampar oleh teman sekelas mereka.
Dia menambahkan bahwa beberapa hari yang lalu, seorang murid lain dari keluarga mereka juga mengalami perlakuan serupa setelah gagal menghafal pelajarannya.
Seorang perwira polisi mengatakan bahwa kasus akan dilaporkan setelah merekam pernyataan anak dan orang tuanya.
Sekolah yang terlibat memiliki murid dari komunitas Hindu dan Muslim di daerah tersebut.
Irshad mengatakan bahwa meskipun guru tersebut mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas perilakunya, ia akan memindahkan putranya ke sekolah lain.
“Katanya dia tidak akan pernah lagi memperlakukan muridnya dengan buruk,” ungkapnya.
“Tetapi ini bukan lingkungan di mana saya ingin anak saya mendapatkan pendidikan dan tumbuh.”
Seiring dengan penyebaran viralnya video tersebut, hal ini memicu kemarahan di media sosial, dengan banyak orang menunjukkan adanya Islamofobia yang semakin meningkat di sekolah-sekolah.
“Generasi sedang tumbuh di masyarakat yang telah menganggap biasa kebencian dan rasa benci,” ujar Nazia Erum, penulis dari buku “Mothering a Muslim,” kepada Al Jazeera.
Ia menyalahkan media dan keadaan politik atas peningkatan kebencian di negara tersebut yang menurutnya “bertujuan untuk terus menyoroti populasi minoritas Muslim dalam cahaya negatif secara terus-menerus.”(res)