(IslamToday ID)—Kementerian luar negeri Arab Saudi mengatakan bahwa para pihak yang bertikai di Sudan telah melanjutkan negosiasi di Arab Saudi dengan tujuan mengakhiri perang enam bulan.
Perang tersebut terjadi sejak April yaitu antara pasukan yang setia kepada kepala angkatan bersenjata Abdel Fattah al Burhan dan mantan deputinya Mohamed Hamdan Dagalo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Selain itu, perang itu telah menewaskan lebih dari 9.000 orang dan mengungsikan lebih dari 5,6 juta orang.
“Kerajaan Arab Saudi menyambut baik dilanjutkannya pembicaraan antara perwakilan Pasukan Bersenjata Sudan dan perwakilan Pasukan Dukungan Cepat di kota Jeddah,” ungkap pernyataan kementerian luar negeri Arab Saudi, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (26/10/2023).
Kedua belah pihak mengumumkan pada hari Rabu (25/10/2023) bahwa mereka telah menerima undangan untuk melanjutkan negosiasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi di Jeddah.
Upaya mediasi sebelumnya hanya menghasilkan gencatan senjata singkat, dan bahkan itu sering dilanggar secara sistematis.
Pembicaraan terbaru ini terjadi “secara bersama-sama” dengan perwakilan Uni Afrika dan blok regional Afrika Timur IGAD, yang dipimpin oleh mitra dekat Amerika Serikat, Kenya, seperti yang disebutkan dalam pernyataan Arab Saudi.
Pernyataan tersebut meminta para negosiator untuk mematuhi kesepakatan sebelumnya yang diumumkan pada tanggal 11 Mei untuk melindungi warga sipil, serta kesepakatan gencatan senjata jangka pendek yang ditandatangani pada tanggal 20 Mei.
“Kerajaan ini menegaskan keinginannya untuk persatuan suara… untuk menghentikan pertumpahan darah dan mengurangi penderitaan rakyat Sudan,” ungkap pernyataan itu.
Riyadh berharap bahwa sebuah kesepakatan politik di bawahnya keamanan, stabilitas, dan kemakmuran akan tercapai bagi Sudan dan rakyatnya yang saudara.”(res)