(IslamToday ID) – Setelah lebih dari enam bulan berperang dengan Israel di Gaza, perundingan antara Hamas dan Israel masih menemui jalan buntu. Hamas menolak proposal Israel dan tetap berpegang pada tuntutannya bahwa perjanjian apa pun harus mengakhiri perang.
“Kami menegaskan kembali kepatuhan kami terhadap tuntutan kami dan tuntutan nasional rakyat kami dengan gencatan senjata permanen, penarikan tentara pendudukan dari seluruh Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi ke wilayah dan tempat tinggal mereka, serta intensifikasi kekerasan terhadap warga Palestina,” kata faksi Hamas seperti dikutip dari CAN, Senin (15/4/2024).
Hamas juga menginginkan bisa masuknya bantuan dan dan dimulainya proses rekonstruksi.
Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka siap untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Israel yang akan membebaskan 133 sandera yang diyakini masih ditahan di Gaza sebagai imbalan atas ratusan warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Hamas menuntut pula diakhirinya serangan Israel, penarikan pasukan Israel, dan izin bagi warga Palestina yang terlantar di Gaza untuk kembali ke rumah mereka.
Sementara Israel ingin mengamankan kembalinya sandera yang ditangkap oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang, tetapi tidak akan berhenti berperang sampai kekuatan militer Hamas dihancurkan.
Mereka juga mengatakan pihaknya masih berencana melakukan serangan terhadap kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga sipil mengungsi.
Hingga kini tidak ada komentar resmi dari Israel mengenai tanggapan Hamas tersebut.
Di sisi lain, seruan global untuk melakukan gencatan senjata semakin meningkat ketika perang memasuki bulan ketujuh, namun hanya ada sedikit tanda-tanda kemajuan dalam perundingan tersebut. [ran]