JAKARTA, (IslamToday ID) – Politikus PDIP Dewi Tanjung melaporkan penyidik KPK Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penyebaran berita bohong terkait insiden penyiraman air keras. Ia menilai insiden terhadap Novel itu tidak masuk akal dan ada beberapa hal yang janggal.
“Saya melaporkan Novel Baswedan, penyidik KPK, terkait dugaan rekayasa kasus penyiraman air keras. Ada beberapa hal yang janggal dari semua hal yang dialami dari rekaman CCTV dia, dari bentuk luka, dari perban, kepala yang diperban, tapi tiba-tiba mata yang buta gitu kan,” kata Dewi usai membuat laporan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (6/11/2019).
Ia menduga insiden penyiraman air keras itu telah direkayasa. Alasannya, reaksi yang terjadi terhadap Novel seusai penyiraman itu tidak sewajarnya seperti korban yang terkena siraman air keras.
“Orang kalau sakit itu tersiram air panas reaksinya tidak berdiri, tapi akan terduduk, jatuh terguling-guling itu yang saya pelajari dan tidak ada di situ (dalam video) reaksi dia membawa air untuk disiramkan, pertolongan pertama air. Karena untuk menetralkan kembali air keras itu,” katanya.
Selain itu, Dewi juga mencurigai luka yang didapat Novel pasca penyiraman air keras tersebut. Pasalnya, Novel hanya mengalami luka di bagian mata, sedangkan tidak terlihat dampak air keras pada kulit Novel.
Di sisi lain, lanjutnya, ketika berada di rumah sakit, mata Novel tidak diperban, tapi hanya wajahnya yang diperban. “Faktanya kulit Novel kanenggakapa-apa, hanya matanya. Yang lucunya kenapahanya matanya, sedangkan kelopaknya ini ya semua tidak (rusak),” ujar Dewi.
Oleh karena itu, ia meminta agar tim dokter independen dari Indonesia dapat mengecek kembali kebenaran luka yang diderita Novel. Alasannya, ia meragukan hasil rekam medis Novel yang dikeluarkan oleh tim dokter dari rumah sakit di Singapura.
Ia juga berharap agar pihak kepolisian segera mengungkap kebenaran kasus penyiraman air keras tersebut. “Saya ingin kebenaran saja, keyakinan saya ingin buka fakta kebenaran dan ini semua demi kebaikan rakyat,” kata Dewi.
Dewi mengaku membuat laporan itu atas dasar inisiatif sendiri. Ia juga mengaku tidak ada pengaruh dari partai tempatnya meniti karier sebagai politikus. “Ini di luar partai. Ini inisiatif saya sendiri,” tuturnya.
Laporan tersebut telah terdaftar dengan nomor LP/7171/XI/2019/PMJ/Dit. Krimsus. Dalam laporannya, Dewi turut membawa sejumlah barang bukti. Di antaranya, rekaman video Novel saat berada di rumah sakit di Singapura, rekaman kejadian penyiraman, serta rekaman saat Novel keluar dari rumah sakit.
Dewi Tanjung merupakan politikus PDIP maju sebagai caleg DPR pada Pemilu 2019. Dia mendapat nomor urut 6 dan bertempur di daerah pemilihan Jawa Barat 5 yang meliputi Kabupaten Bogor. Namun, Dewi gagal lolos ke Senayan.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menilai
laporan dugaan rekayasa penyiraman air keras terhadap Novel sebagai tindakan di
luar rasa kemanusiaan. Menurutnya, Novel jelas merupakan korban penyiraman air keras. Hal
itu dibuktikan dari perawatan yang dijalani Novel di sejumlah rumah sakit,
misalnya di Singapura dan hasil pemeriksaan tim gabungan Polri yang telah
rampung bekerja beberapa bulan lalu.
“Rasanya ada orang-orang yang bertindak di luar rasa kemanusiaan kita ketika
(melaporkan) Novel yang sudah jadi korban, jelas-jelas menjadi korban,” ujar
Febri.
“Bahkan kalau kita dengar konferensi pers dari tim gabungan yang dibentuk Polri
itu jelas disebut di sana penyiraman dan karakter air keras yang terkena ke
Novel tersebut,” lanjutnya.
Febri pun menekankan agar semua pihak tidak menjadikan Novel terus-terusan menjadi korban lantaran diserang kabar-kabar bohong. “Ia adalah korban. Jangan sampai korban menjadi korban berulang kali karena berbagai isu hoaks begitu, kebohongan, dan lain-lain,” ujarnya. (wip)
Sumber: CNNIndonesia.com